BiografiSyekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'râwi (16 April 1911 M. - 17 Juni 1998 M.) merupakan salah satu ahli tafsir Alquran yang terkenal pada masa modern dan merupakan Imam pada masa kini, beliau memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan masalah agama dengan sangat mudah dan sederhana, beliau juga memiliki usaha yang luar biasa besar dan mulia dalam bidang dakwah Islam.
Syekh Ali Jaber. ©2021 Ulama besar Indonesia Syekh Ali Jaber, telah pulang menghadap sang pencipta beberap waktu lalu. Meski begitu, kenangan dan nasihatnya yang menyejukkan hati masih terus akan diingat. Untaian kata-kata mutiara yang disampaikannya lembut dan penuh kasih-sayang. Wajar bila sosoknya akan selalu dirindukan umat Islam. Sosoknya pun akan dikenang. Tak sedikit kata-kata mutiara bijak Syekh Ali Jaber, yang dibagikan di berbagai media sosial sebagai quote. Selain mengetuk pintu hati, kata-kata Syekh Ali seraya menyadarkan diri untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Berikut kata-kata mutiara bijak Syekh Ali Jaber, hasil rangkum dari berbagai video dakwahnya. 2 dari 5 halaman Kata-Kata Syekh Ali Jaber Singkat & Sarat Makna 1. "Tugas kita itu membahagiakan orang." 2. "Kita lari dari takdir ke takdir." 3. "Apa yang ada dihati, sama dengan yang diucapkan lidah." 4. "Tidak ada sesuatu yang terjadi kebetulan, semua dituntun atas izin Allah." 5. "Kita lari dari takdir ke takdir." 6. "Bukan kewajiban saya, Anda harus setuju atau tidak setuju." 7. "Kemuliaan akhlak seseorang, bukan disaat lagi santai. Tapi kemuliaan diuji saat tertimpa musibah." 8. "Saya lebih baik korban sendiri, daripada korban umat." 9. "Tidak ada rasa malu untuk segera minta maaf." 10. "Orang yang ikhlas dan bisa menyampaikan dakwah, dia tidak melihat jumlah pengikutnya." 11. "Binatang kita kasih sayang, apalagi manusia." 12. "Saya lebih baik mengalah, daripada harus bertengkar." 13. "Semua langkahmu, jadilah Nabi Muhammad SAW." 3 dari 5 halaman Kata-Kata Mutiara Syekh Ali Jaber yang Menyejukkan 14. "Insyaa Allah semua kejadian ada hikmah. Saya percaya dan yakin, tak ada yang buruk dari Allah. Mungkin dipandangan kita buruk, tapi di balik keburukan itu ada kebaikan." 15. "Saat dicaci di media sosial. Saya sampaikan. Terima kasih banyak, nasihat Anda sangat berarti bagi saya." 16. "Mari kita menjaga perdamaian dan kesatuan. Ada berbeda di antara kita, beda pandangan, beda pemahaman, itu wajar manusia." 17. "Beda daya otak dan daya pikir, tapi jangan gara-gara perbedaan itu dijadikan permusuhan." 18. "Saya duduk sama diri saya sendiri dan berpikir. Kenapa saya kok jadi begini, tak mau marah dan tidak mau menjelekkan orang. Saya mencari tahu kenapa saya istiqomah. Tidak bisa mereaksi caci maki. Akhirnya menemukan, kalau saya membalas itu tak ada manfaatnya. Melukai orang tak ada untungnya." 19. "Apabila orang lain punya salah, maafkanlah dia." 20. "Kita tidak tahu apa urusan manusia sama Allah. Masing-masing punya rahasia sama Allah, yang barang kali tidak ada manusia lain pun yang tahu. Bisa jadi sebab kebaikan itu, terampuni dosanya." Kata-Kata Bijak Syekh Ali Jaber Syekh Ali Jaber©2020 Deddy Corbuzier 21. "Kita nggak mau saling menyakiti, saling melempar. Beda pandangan bukan berarti bermusuhan." 22. "Ketika ditimpa musibah, ucapkan Alhamdulillah, Inna Lillahi wa inna ilayhi raji'un. Ini dari Allah. Kenapa Alhamdulillah dan tetap memuji Allah? Diyakini akan datang ketenangan yang luar biasa. " 23. "Kita mohon maaf, semua bisa pandai berbicara yang terbaik dan mengambil kalimat yang terindah. Tapi kalau perilaku kita tidak pas dan tidak baik, buat apa." 24. "Saya selalu berprinsip, orang yang salah sama saya, saya doa ya Allah ampunilah dia. Kalau saya yang salah sama dia, ya Allah ampunilah saya." 25. "Saya tidak suka membalas dendam." 4 dari 5 halaman Kata-Kata Bijak Kehidupan 26. "Kalau saya tidak bisa menjaga nama baik negeri Indonesia, lebih baik saya cabut kewarganegaraan." 27. "Semakin kita mau meniru Nabi Muhammad SAW, akan dipuji oleh manusia. Bahkan semua ahli menjadikannya sebagai figur akhlak yang mulia." 28. "Jika kalian main ke taman bunga yang indah, maka bunga yang paling indah lah yang bakalan dipetik terlebih dahulu." 29. "Kalau sudah menganggap diri menuntut kesalahan orang, berarti kita merasa lebih mulia daripada dia." You Tube - DeHakim 30. "Kita semua punya dosa dan aib, tapi Allah menutupi aib kita. Coba kalau setiap dosa, bau badan kita, malu kita. Makanya kalau urusan dengan Allah, jangan kita menghakimi orang." 31. "Tugas saya menyampaikan dan memilih kata-kata dalam menyampaikan hal yang menenangkan hati." 32. "Kita memberi nasihat Nampaknya, kalau bisa jangan seperti ini, lebih baik’. Memilih kata yang bisa menenangkan. Kalau diterima, syukur. Jika tidak diterima, sudah selesai tugas." 33. "Daripada kita melarang orang, kita berikan pengganti. Ini nggak boleh, ini haram!’. Lalu solusianya apa, namanya anak muda. Kita beri pengganti." 34. "Jangan memandang mereka dengan pandangan buruk, pandang mereka dengan sayang, kasihan, dan doakan." 5 dari 5 halaman Kata-Kata Syekh Ali Jaber Terkait Islam 35. "Belajar mengenai Islam dari Islam itu sendiri, jangan belajar Islam dari perilaku orang. Belum tentu saya menjadi contoh, tirulah Nabi Muhammad SAW. Yakini tidak bakal tertipu dengan Islam." 36. "Sebenarnya, prinsip Islam menyampaikan yang baik. Tapi caranya kembali pada masing-masing. Akhlak." 37. "Jangan pandangi wanita yang belum berjilbab, jangan pandangi dia buruk. Barangkali dia punya dua rakaat tahajjud di sisi Allah. Bisa terampuni dosanya oleh Allah." 38. "Kita harus bisa belajar pasrah diri kepada Allah. Jangan kita hanya berbicara seperti di iftitah kita, tapi mana buktinya? Salatku, matiku dan hidupku untuk Allah. Allah tidak menerima dari ucapan saja." 39. "Setiap saya masuk jamaah, saya ucapkan Dengan nama-Mu ya Allah, saya menghadapi jamaah. Gerakkan hati dan lidah saya untuk menyampaikan yang terbaik. Karena saya tidak punya ilmu apa-apa." 40. "Hei, kamu nggak bakal diampuni oleh Allah’. Kata Rasulullah SAW, di situ Allah marah Apa yang menjadikan dirinya Tuhan. Aku ampuni dosanya dan Aku hapuskan kebaikanmu’. Jangan main hukum, kita semua punya dosa." Kata-Kata Mutiara Bijak Instagram hasaanjaber ©2021 41. "Jangan pernah sungkan untuk menerima masukan orang dan meminta maaf." 42. "Tidak cukup kita hanya berbicara dan retorika dalam mengungkapkan cinta, tapi wujudkanlah dalam perilaku." 43. "Kemuliaan akhlak adalah inti daripada agama." 44. "Banyak orang mengaku cinta Nabi, tapi apakah perilakunya seperti Nabi?." 45. "Saya mempercayai satu hal, tidak ada sesuatu yang terjadi kebetulan. Seperti kata Umar bin Khattab bahwa kita lari dari takdir ke satu takdir lainnya. Emosi dan marah tidak akan mengubah apa pun yang sudah terjadi, justru akan menimbulkan musibah jauh lebih besar." 46. "Tidak ada satu pun kata keluar kecuali Allah izinkan, kita harus belajar pasrah diri kepada Allah SWT." 47. "Selesaikan pekerjaanmu dengan rahasia dan diam-diam. Bagi setiap orang pemilik nikat, pasti dihasuti." 48. "Sepanjang apa pun kegelapan kedzaliman, sepanjang apa pun kehilangan keadilan. Insyaa Allah akan datang suatu saat matahari adil. Indonesia akan menjadi negera AlQuran." [kur]
Jangan Jadikan Mimpimu Menjadi Mimpi". Syekh Ali Jaber adalah sapaan akrab dari ulama yang bernama Ali Saleh Mohammed Ali Jaber.Beliau adalah salah seorangSyekh M. Mutawalli Asy-Sya’rawi, dikenal dengan metodenya yang bagus & mudah dalam menafsirkan al-Quran & memfokuskannya atas titik-titik keimanan dalam menafsirkannya. Baca Tujuan Sama? Hal itulah yang menjadikannya dekat di hati manusia. Metodenya sesuai bagi seluruh kalangan & kebudayaan. Sehingga, beliau dianggap memiliki kepribadian Muslim yang lebih mencintai & menghormati Mesir & dunia Arab. Beliau diberi gelar, Imam ad-Du’at Pemimpin Para Da’i. Kelahiran Asy-Syaikh al-Imam Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi lahir pada 16 April 1911 M di Desa Daqadus, Distrik Mith Ghamr, Provinsi Daqahlia, Republik Arab Mesir. Di usia yang masih dini, 11 tahun, ia sudah hafal al-Quran. Sejak kecil, selalu dipanggil kedua orangtuanya dengan panggilan “Syaikh al-Amin” yang amanah. Tidak ada keterangan tentang hal ini, namun boleh jadi karena kecerdasan & kepolosannya kepada orangtuanya. Pengembaraan Syekh asy-Sya’rawi semasa kecilnya, belajar di Madrasah Ibtidaiyah al-Azhar, Zaqaziq. Kecerdasannya, telah tampak semenjak kecil dalam menghafal syair & peribahasa Arab. Beliau meraih ijazah Madrasah Ibtidaiyah al-Azhar pada 1923. Selanjutnya, ia ke Madrasah Tsanawiyah, di tempat yang sama. Hingga, bertambahlah minatnya dalam syair & sastra. Ia mendapatkan tempat khusus, di antara rekan-rekannya. Hingga terpilih sebagai ketua persatuan mahasiswa & menjadi ketua perkumpulan sastrawan di Zaqaziq. Ketika orangtuanya ingin mendaftarkan ke al-Azhar, Kairo, ia ingin tinggal dengan saudara-saudaranya di Zaqaziq, bertani. Sebagaimana keluarga besarnya. Namun, mereka tetap mendesak untuk ke Kairo. Agar dapat mempelajari ilmu sebanyak-banyaknya. Kemudian, mengamalkannya sekembalinya ke kampung halaman. Akhirnya, patuh kepada orangtua & mewujudkan keinginan mereka. Ia pun akhirnya terdaftar di Fakultas Bahasa Arab, 1937 M. Syekh asy-Sya’rawi tamat 1940 M dengan gelar S1. Lalu mendapat izin mengajar pada 1943 M setelah pendidikan Master of Art. Ia ditugasi mengajar di Thanta, Zaqaziq, & Iskandaria. Setelah pengalaman yang panjang di negerinya, Syekh asy-Sya’râwi pindah ke Arab Saudi pada 1950 M. Menjadi dosen syari’ah di Universitas Ummu al-Qurra. Beberapa tahun kemudian, ia kembali ke kampung halamannya. Di Kairo, ia diangkat sebagai direktur di kantor Syaikh al-Azhar Syaikh Husain Ma’mun. Kemudian menjadi duta al-Azhar di Aljazair & menetap selama 7 tahun di sana. Setelah itu, kembali lagi ke Kairo. Sebagai kepala Departemen Agama Provinsi Gharbiyah & utusan khusus al-Azhar, untuk mengajar di Universitas King Abdul Aziz, Arab Saudi. Peta Al-Azar, Kairo Mesir pointer di peta, scroll mouse u besar/kecil Pada November 1976 M, Perdana Menteri Mesir, Mamduh Salim, memilihnya untuk memimpin Departemen Urusan Wakaf & Urusan al-Azhar. Perannya bagi al-Azhar & pemerintahan Mesir sungguh luar biasa. Ia seorang ahli agama yang juga sangat handal dalam tata administrasi pemerintahan. Sekalipun menduduki kedudukan elite & termasyhur, sikap wara’ & tawadhunya tidak luntur. Ia juga seorang yang amat pemurah & menafkahkan gaji yang diperolehnya bagi para pelajar, mahasiswa, hafidz al-Quran & orang-orang miskin. Bahkan, royalti atas karya-karyanya banyak digunakannya untuk kegiatan-kegiatan sosial seperti membangun sekolah, masjid, memberikan santunan & sebagainya. Selain berpengetahuan luas, asy-Sya’rawi juga amat menguasai bahasa dialektika. Kedua kemampuan ini menjadikannya ulama & muballigh yang handal. Kepribadian Syekh Asy-Sya’râwi juga amat cinta kepada keturunan Rasulullah Saw. Ia sering berkunjung ke kawasan al-Husain sebuah wilayah yang banyak didiami dzurriyyah Rasul. Rutin berziarah ke makam Sayyidah Nafisah, & menghadiri majelis Maulid di halaman Masjid al-Husain. Suatu ketika, dalam sebuah diskusi keagamaan, ia pernah ditanya “Bagaimana pendapat Tuan tentang ziarah ahlul bait & para wali yang merupakan kebiasaan orang-orang Mesir khususnya orang-orang dari dusun yang bertabarruk kepada mereka?” Seraya meletakkan tangannya di dada seolah-olah berbicara tentang dirinya, ia menjawab “Kami besar sebagai orang dusun. Selama hidup, kami tinggal di lingkungan ahlul bait & para wali. Orangtua-orangtua kami, datuk-datuk kami, ibu-ibu kami & saudara-saudara kami semuanya tinggal di serambi para wali. Kami tidak melihat kebaikan kecuali dari mereka. Kami tidak mengetahui ilmu kecuali di tempat-tempat mereka. Kami juga tidak mengenal keberkahan kecuali dengan mencintai mereka. Kami mencintai mereka karena mereka berhubungan dengan Allah. Kebaikan datang kepada kami dari orang-orang yang sangat kami yakini bahwa mereka berhubungan dengan Allah. Mereka tidak dikenal kecuali oleh orang-orang yang jiwanya menerima manhaj syari’at Allah. Bagaimana mungkin, mereka membolehkan berziarah ke kuburan orang-orang Muslim awam tetapi mengharamkan menziarahi mereka yang dikenal sebagai orang shalih! Ziarah kubur itu diperintahkan. Jika hal itu telah dilakukan untuk orang-orang Muslim awam, apakah orang-orang yang telah dikenal atau orang yang baik dikecualikan dari hal itu, lalu diharamkan menziarahi kuburnya karena ia orang baik? Pendapat ini sungguh tidak masuk akal! Anggap sajalah itu seperti kubur-kubur yang lain & berdzikirlah kepada Allah di tempatnya. Kita tidak menentang ziarah. Yang kita tentang adalah hal-hal yang tidak benar yang terjadi di dalamnya. Orang-orang yang meminta sesuatu dari mereka dapat kita katakan berbuat syirik. Tetapi jika ia meminta kepada Allah di makam-makam mereka, apa yang harus dilarang? Demi Allah, seandainya dalam berziarah itu tidak ada hal lain yang didapatkan selain sekadar pertemuan dengan orang-orang yang tunduk di hadapan Allah, itu sudah cukup bagi saya. Seandainya tidak ada yang saya dapatkan di sana selain bertemu orang-orang yang menggunakan dirinya kembali kepada Allah, itu sudah cukup. Saya akan pergi untuk bertemu orang-orang yang meninggalkan dunia & makan sekali saja dalam sehari. Orang-orang yang menziarahi Imam Husain, Sayyidah Nafisah, Sayyid Ahmad al-Badawi atau Syaikh Ibrahim ad-Dasuqi, akan malu melakukan maksiat setelah itu. Mungkin juga perasaan malu itu akan terus menyertainya sepanjang hayatnya.” Setiap hari Jum’at selama 20 tahun di Masjid Arba’in di kampung kelahirannya & beberapa masjid di Kairo, ia mengisi sebuah majelis bertajuk “Khawathir Sya’rawi”. Ia berceramah & mengisi pengajian tafsir al-Quran. Kemampuan orasinya mampu memikat pendengarnya yang terdiri dari kalangan masyarakat biasa. Sungguh pun begitu, para pendengar dari kumpulan kaum intelektual sekuler, seperti Syaikh al-Qimani, senantiasa memperhatikan ceramahnya. Selepas meninggalkan jabatannya dalam kementerian, ia berkhidmat sebagai ulama al-Azhar. Namun dalam penampilan berpakaian, ia enggan memakai pakaian resmi para ulama al-Azhar. Hanya memakai kopiah & jubahnya. Keluarga Setelah menikah, Syekh asy-Sya’rawi dikaruniai 3 orang putra & 2 orang putri Sami, Abdul Rahim, Ahmad, Fathimah & Shalihah. Baginya, faktor utama keberhasilan pernikahannya adalah ikhtiar & kerelaan antara suami & istri. Mengenai pendidikan anaknya, ia berkata “Yang terpenting dalam mendidik anak adalah suri teladan. Seandainya didapatkan suri teladan yang baik, seorang anak akan menjadikannya sebagai contoh. Maka seorang anak harus dicermati dengan baik, & di sana terdapat perbedaan antara mengajari anak & mendidiknya. Seorang anak, jika tidak bergerak kemampuannya & bersiap untuk menerima & menampung sesuatu di sekitarnya, artinya, apabila tidak siap telinganya untuk mendengar, kedua matanya untuk melihat, hidungnya untuk mencium, & ujung-ujung jarinya untuk menyentuh, kita wajib menjaga seluruh kemampuannya dengan tingkah laku kita yang mendidik bersamanya & di depannya. Oleh karena itu, kita harus menjaga telinganya dari setiap perkataan yang jelek, & menjaga matanya dari setiap pemandangan yang merusak. Kita harus mendidik anak-anak kita dengan pendidikan Islami. Apabila anak melihat kita & kita mengerjakan yang demikian itu, dia akan mengikutinya, juga yang lainnya. Tapi jika anak itu tidak mengambil pelajaran dalam hal ini, tindakan lebih penting daripada omongan belaka.” Karya-karya Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi adalah salah satu ulama terkemuka masa kini. Ia memiliki kemampuan menginterpretasikan masalah agama dengan mudah & sederhana dalam karya-karyanya. Karya-karyanya begitu familiar di tengah-tengah masyarakat muslim, baik asli maupun terjemahan. Ia juga memiliki usaha yang luar biasa besar & mulia dalam bidang dakwah Islam. Lisannya yang fasih & metodenya yang bagus & mudah dalam menafsirkan al-Quran, mudah dicerna oleh berbagai lapisan masyarakat Muslim. Baik di Mesir, tempat kelahirannya, maupun di berbagai penjuru dunia. Sehingga, ia diberi gelar Imam ad-Du’at Imam para Da’i oleh rekan sejawat sesama ulama di Mesir. Sebagai seorang ulama yang juga cendekiawan, ia tak hanya fokus dengan dakwah bil-lisan. Ketertarikannya dalam dunia tulis-menulis, turut memasyhurkan namanya sebagai ulama penulis handal & produktif. Beliau juga dijuluki “Mujaddid Abad 20” oleh sebagaian pecinta beliau. Di tengah-tengah kesibukannya aktivitas kepemerintahan & akademi, Syaikh asy-Sya’rawi menelurkan banyak karya di antaranya 1. Al-Isra’ wa al-Mi’raj Peristiwa Isra & Mi’raj. 2. Asrar Bismillahirrahmanirrahim Rahasia di balik kalimat Bismillahirrahmanirrahim. 3. Al-Islam wa al-Fikr al-Mu’ashir Islam & Pemikiran Modern. 4. Al-Islam wa al-Mar’ah Aqidah wa Manhaj Islam & Perempuan, Akidah & Metode. 5. Asy-Syura wa at-Tasyri’ fi al-Islam Musyawarah & Pensyariatan dalam Islam. 6. Ash-Shalah wa Arkan al-Islam Shalat & Rukun-rukun Islam. 7. Ath-Thariq ila Allah Jalan Menuju Allah. 8. Al-Fatawa Fatwa-fatwa. 9. Labbayk Allahumma Labbayka Ya Allah Kami Memenuhi PanggilanMu. 10. Mi-ah Su-al wa Jawab fi al-Fiqh al-Islam 100 Soal Jawab Fiqih Islam. 11. Al-Mar’ah Kama Aradaha Allah Perempuan Sebagaimana yang Diinginkan Allah. 12. Mu’jizah al-Qur’an Min Faydhi al-Qur’an Kemukjizatan Al-Quran Di antara Limpahan Hikmah Al-Quran. 13. Nadzarat al-Qur’an Pandangan-pandangan Al-Quran. 14. Ala Ma-idah al-Fikr al-Islamiy Di Atas Hidangan Pemikiran Islam. 15. Al-Qadha wa al-Qadar Qadha & Qadar. 16. Hadza Huwa al-Islam Inilah Islam. 17. Al-Muntakhab fi Tafsir al-Qur’an al-Karim Pilihan dari Tafsir Al-Quran Al-Karim. 18. Al-Hayah wa al-Maut Hidup & Mati. 19. At-Taubah Taubat. 20. Adz-Dzalim wa adz-Dzalimun Dzalim & Orang-orang yang Dzalim. 21. Sirah an-Nabawiyyah Sejarah Kenabian. Karya-karya beliau dapat dipahami sebagai wujud perpaduan keindahan & penguasaan sastrawi, fiqh, aqidah, tafsir, hingga permasalahan kontemporer kehidupan Muslimin. Para ulama Mesir mengakui kepiawaiannya di bidang tafsir & fiqh perbandingan madzhab. Ia juga amat menguasai bahasa dialektika, sehingga Syaikh Ahmad Bahjat & Syaikh Yusuf al-Qaradhawi, menyebutkan Syaikh asy-Sya’rawi sebagai seorang ahli tafsir kontemporer yang dapat menafsirkan ayat-ayat al-Quran dengan uslub metode yang mudah dipahami umum. Bahasanya lugas & mudah, tapi mendalam. Al-Qaradhawi, muridnya saat belajar di al-Azhar Thantha, memuji gurunya ini sebagai tokoh yang rendah hati & luas pemikirannya dalam berbeda pendapat. Sementara Syekh Umar Hasyim, salah satu petinggi al-Azhar, menganggapnya sebagai tokoh yang pantas disebut sebagai salah seorang mujaddid pembaharu abad ke-20. Wafat 3 bulan sebelum wafatnya, saat peresmian sebuah masjid di kampungnya, ia berkata “Semua harta adalah milik Allah Ta’ala, & setiap apa yang telah diberikan oleh Allah kepadaku akan aku nafkahkan pada jalan Allah. Sesungguhnya aku tidak memiliki apa-apa. Harta & diriku hanya untuk Allah. Seandainya setiap orang merasa bertanggung jawab pada kampung & bandar tempat kelahirannya, niscaya tempat itu lebih indah daripada bandar-bandar besar di seluruh dunia. Aku ingin tanah tempat kelahiranku ini yang menimbun jasadku nanti.” Kerajaan Saudi pernah menawarkan kepadanya tanah pekuburan di Baqi’. Tawaran itu tawaran terhormat, bagi seorang ulama Mesir yang banyak jasanya bagi studi Islam di Arab Saudi. Namun, kecintaannya kepada kampung halamannya, Mesir, diungkapkannya “Tanah kelahiranku lebih layak menerima jasadku hingga ia dapat memelukku ketika aku mati sebagaimana aku memeluknya & memeliharanya ketika hayatku.” Pada pagi Rabu 17 Juni 1998 M/22 Shafar 1419 H, Syekh asy-Sya’rawi wafat, dalam usia 87. Saat pemakamannya, ratusan ribu orang memadati kuburnya di Kampung Daqadus, sebagai penghormatan terakhir bagi allamah besar ini. Mutiara Di antara kalam mutiara nasehat beliau yang berbentuk syair, adalah “Jika kamu tidak tahu alamat tempat rizqimu, maka ketahuilah rizqimu tahu alamat tempatmu.” “Jika engkau mementingkan urusan orang lain, ketahuilah bahwa kamu punya karakter yang baik. Jika engkau melihat orang lain baik, maka ketahuilah bahwa batinmu juga baik.” “Siapa yang ingin mencari teman yang sempurna tanpa aib, maka hidupnya akan sendirian karena tiada teman yang sempurna. Siapa yang ingin mencari istri yang sempurna tanpa kekurangan, maka hidupnya akan jomblo karena tiada istri yang tanpa kekurangan.” “Siapa yang ingin mencari kekasih tanpa rintangan, maka hidupnya akan dilewati dengan mencari saja tak akan pernah ketemu. Siapa yang ingin mencari kerabat yang sempurna, ia akan hidup dalam kekurangan.” “Jika Allah mengambil sesuatu darimu yang tak kau sangka, maka kelak Allah akan memberimu sesuatu yang tak kau sangka kau miliki.” [SyekhAl-Jarjawi dalam Hikmat Tasyri' wa Falsafatuhu menyebutkan bahwa ada tiga hikmah di balik pensyariatan zakat.Pertama, zakat mencegah sifat bakhil bercokol pada manusia.Zakat mengandung nilai pembersihan pada jiwa dari kotoran dosa. Perhatian akal dan nafsu yang biasanya dipenuhi keindahan dunia dialihkan untuk berderma membantu dan menolong fakir miskin di sekitar kita. Allah Menyuruhmu Mendekat kepada Nya – Syeikh Mutawalli As-Sya’rawi. Allah berfirman di dalam hadis qudsi, أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِي، وَأنَا مَعَهُ حِيْنَ يَذْكُرُنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِى نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِى نَفْسِيْ، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِى مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِى مَلإٍ خَيْرٌ مِنْهُ، وَإنْ اقْتَرَبَ إليّ شِبْرًا تَقرّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ اقتَرَبَ إليّ ذِرَاعًا اقْتَرَبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا، وَإنْ أتَانِى يَمْشِى أتَيْتُهُ هَرْوَلَة. Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya di dalam diri-Ku. Dan apaila ia mengingat-Ku menyebut nama-Ku dalam suatu perkumpulan manusia, maka Aku akan menyebut namanya di dalam suatu perkumpulan yang lebih baik dari perkumpulannya baca perkumpulan malaikat. Apabila ia mendekatkan dirinya kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya se-hasta, dan apabila ia mendekat kepada-Ku se-hasta maka Aku akan mendekat kepadanya se-depa. Dan apabila ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari-lari kecil. HR. Bukhari, Ahmad, Tirmidzi. Allah SWT ingin mengingatkan kepada kita bahwa kunci itu berada di tangan kita. Apabila kita memulai diri kita dengan ketaatan, maka Allah akan memberikan anugerah dan karunia-Nya tanpa batas. Apabila kita mendekat kepada Allah maka Allah akan lebih mendekat kepada kita. Dan apabila kita menjauh dari Allah maka Ia akan memanggil kita. Allah SWT ingin agar kita mengerti bahwa Ia telah meletakkan kunci surga di tangan kita. Di setiap tangan kita ada penunjuk jalan yang akan mengantarkan kita ke surga atau ke neraka. Oleh karena itu apabila engkau memenuhi janji Allah maka Ia akan memenuhi janji-Nya. Jika engkau mengingat Allah maka Allah akan mengingatmu. Jika engkau menolong Allah maka Allah akan menolongmu. Allah berfirman, وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ Dan penuhilah janji kalian kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi janji-Ku kepada kalian; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut tunduk. QS. Al-Baqarah [2] 40. Allah berfirman, فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu. QS. Al-Baqarah [2] 152. Allah berfirman, إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. QS. Muhammad [47] 7. Jadi hanya dengan modal iman, Allah akan mengencangkan tali kendalimu. Apabila engkau mengharapkan agar Allah mendekat kepadamu se-hasta maka mendekatlah kepada-Nya se-jengkal. Tali kendali itu ada di tanganmu sendiri. Apabila engkau ingin agar Allah mendekat kepadamu se-depa maka mendekatlah kepada Allah se-hasta. Dan apabila engkau menginginkan agar Allah mendekatmu dengan berlari maka mendekatlah kepada-Nya dengan berjalan. Jadi, seolah-olah Allah berkata kepada kita, kalian beristirahlah Aku yang akan mendatangimu’. Allah telah meminta kepadamu agar engkau hadir di hadapan-Nya lima kali dalam sehari. Tetapi apakah Allah akan menolakmu jika engkau ingin hadir di hadapan-Nya kapan saja ? tentu tidak, justru Allah akan membuka pintu-Nya lebar-lebar. Kapan saja engkau boleh berdiri dihadapan-Nya. Dan sesungguhnya Allah itu tidak membosankan bagi hamba-hamba-Nya. Di dalam adatmu, jika engkau ingin menjumpai salah seorang pejabat negara misalnya, maka engkau harus terlebih dahulu meminta janji untuk bisa bertemu. Dan adakalanya permintaannya ditolak dan adakalanya diterima. Jika permintaan janjinya diterima maka ia akan menentukan waktu dan tempatnya, dan terkadang pejabat itu akan menanyakan terlebih dahulu alasan apa yang melatar belakangi keinginanmu untuk bertemu. Adapun Allah SWT dan Dia memiliki permisalan yang agung yang ada di langit dan di bumi- akan membuka pintu-Nya lebar-lebar di hadapan hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka dapat bertemu dengan-Nya kapan dan dimana saja. Jadi, siapakah yang menentukan waktu pertemuannya dengan Allah?!, tentu si mukmin itu sendiri. Allah SWT hanya menetukan lima waktu itu saja, adapun waktu selebihnya sepenuhnya ada di tanganmu. Engkau dapat memanfaatkan waktu-waktu sisa itu untuk berdiri dihadapan Allah SWT. Jadi seolah-olah Allah berkata kepadamu, beristrirahatlah engkau karena Akulah yang akan berjalan kepadamu, karena dengan berlari kepada-Ku mungkin engkau akan lelah, tetapi Aku tidak akan lelah’. Seolah-olah Allah tidak meminta apapun dari hamba-Nya selain hanya perasaan ingin bertemu dengan tuhannya. Oleh karena itu masalahnya ada di tanganmu, ada di dalam keimananmu kepada Allah, dan di dalam keinginanmu untuk selalu mengadakan hubungan dengan Allah. Allah berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. QS. Al-Maidah [5] 54. Ketika orang-orang yang beriman itu mencintai Allah maka Allah akan mencintai mereka dengan cinta yang lebih, dan mereka akan membalas cinta Alah itu dengan cinta yang berlebih pula dan Allah akan membalas cinta ini dengan cinta yang lebih besar lagi dan begitu seterusnya sampai mereka merasakan nilai cinta yang sebenarnya. Dan cinta Allah tidak terbatas. Setelah membaca ayat di atas kita mendapati bahwa cinta Allah disebutkan terlebih dahulu dari pada cintanya orang-orang yang beriman kepada Allah, yaitu di dalam ayat فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ Hal itu karena Allah telah mengetahui sebelumnya bahwa mereka akan berjalan menuju Allah, maka Allah mencintai mereka. Oleh karena itu ketika mereka telah di datangkan, mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang akan menjadikan mereka dicintai oleh Allah. Pada saat engkau membaca Al-Qur’an engkau akan mendapatkan pengetahuan bahwa Allah mencintai beberapa golongan dari makhluk-Nya karena mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang menjadikan mereka dicintai oleh-Nya. Allah berfirman, وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. QS. Al-Baqarah [2] 195. Allah berfirman, إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. QS. Al-Baqarah [2] 222. Allah berfirman, فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ Maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. QS. Aali Imran [3] 76. Allah berfirman, وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ Allah menyukai orang-orang yang sabar. QS. Aali Imran [3] 146. Allah berfirman, إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. QS. Al-Maaidah [5] 42. Mereka semua adalah orang-orang yang berhak mendapatkan cinta dan rahmat Allah Swt. Oleh karena itu Allah berfirman, إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik. QS. Al-A’raf [7] 56. Yang menetukan kedekatan seseorang dengan rahmat Allah itu adalah orang itu sendiri. Apabila ia berbuat baik maka rahmat-Nya akan dekat dengannya. Tali kendali sepenuhnya ada di tangannya. Apabila engkau ingin agar rahmat Allah dekat denganmu maka jadilah orang baik. Inilah anugerah dan kebaikan Allah SWT, Ia hendak memberikan karunia-Nya dengan syarat kita harus menjadi orang yang siap menerimanya, karena Allah hendak memberikan kenikmatan-Nya yang besar kepadamu. Bacalah firman Allah, لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu. QS. Ibraahiim [14] 7 Bersyukur berasal dari hamba untuk tuhannya, sedangkan tambahan nikmat datang dari Allah kepada hamba-Nya. Manusia ketika menghadapi segala persoalan dengan metode yang telah diajarkan Allah maka Ia Maha Asy-Syakuur maha berterima kasih, karena Allah telah meridhai hamba yang berjalan di atas metode dan jalan-Nya. Dan ketika Allah telah meridhai seseorang maka Ia akan memberikan tambahan kenikmatan yanng besar. Allah berfirman, لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik surga dan tambahannya. dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak pula kehinaan. mereka Itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya. QS. Yunus [10] 26. Lafazh الحُسْنَى pada ayat di atas bermakna surga. Adapun lafazhالزّيَادَة sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa maknanya adalah melihat Allah. Cinta Allah kepada hamba-hamba-Nya adalah terus-menerusnya limpahan anugerah dan rahmat-Nya kepada mereka. Ini di dunia, adapun di akherat Allah akan menjumpai mereka sehingga mereka akan melihat-Nya dengan mata kepala. Dan lafazh Az-Ziyadah tambahan nikmat yang dimaksud dengan ayat di atas adalah tambahan nikmat yang sesuai dengan sifat Allah Swt. Allah berfirman, إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلا كَرِيمًا Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dosa-dosamu yang kecil dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia surga. QS. An-Nisaa’ [4] 31. Ketika engkau berusaha menjauhi dosa-dosa besar maka Allah tidak hanya menghindarkanmu dari siksaan, tetapi Ia juga akan memasukkanmu kedalam tempat yang mulia. Dan tempat yang mulia itu harus sesuai dengan siapa yang memasukkanmu ke dalamnya baca Allah. Apa itu tempat yang mulia yang diberikan kepada hamba-Nya dan bagaimana bentuknya?!. Rasulullah SAW bersabda, إذَا دَخَلَ أَهْلُ الجَنّةِ الْجَنَّةَ يَقُوْلُ اللهُ تبَارَكَ وتعَالَى تُريدُوْنَ شَيئًا أزيْدُكُمْ؟، فيقُوْلُوْنَ ألمْ تُبَيِّضْ وُجُوْهَنَا؟ ألَمْ تُدْخِلْنَاَ الْجَنّةَ وتُنْجِيْنَا مِنَ النَّارِ؟ قَالَ فَيُكْشَفُ الْحِجَابُ، فَمَا أعْطُوْا شيئًا أحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ Apabila penduduk surga telah masuk ke dalam surga, Allah Swt. berkata kepada mereka, apa lagi yang kalian minta maka akan Aku kabulkan?’, mereka menjawab, bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami, menyelamatkan kami dari api neraka dan memasukkan kami ke dalam surga?’. Nabi berkata, “maka terbukalah hijab dan mereka baru merasakan bahwa semua nikmat yang mereka rasakan itu tidak ada yang melebihi nikmatnya memandang wajah Allah Swt.”. HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi. Sebagian ulama mengatakan bahwa firman Allah, فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. QS. Al-Baqarah [2] 284. Allah SWT menjadikan ampunan-Nya bergantung kepada hamba-Nya. Apabila engkau ingin agar Allah mengampuni dosa-dosamu maka perbanyaklah kebaikan-kebaikanmu sampai Allah menghapus kejelekan-kejelekanmu dengan kebaikan itu. Dan apabila engkau ingin agar Allah menyiksamu -tentu hal ini tidak diinginkan oleh seorangpun-maka engkau jangan melakukan kebaikan. Hal ini membuka pemahaman kita bahwa ketika Allah meminta kita untuk beriman, Ia juga menyerahkan tali kendali sepenuhnya kepada kita. Jadi, dengan hanya beriman kepada Allah maka kita telah menerima dari-Nya hak dan kebebasan untuk memilih -yang baik atau buruk-. Dan inilah salah satu bentuk kelembutan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Ketika engkau memanggil-Nya maka Ia akan menjawab, ketika engkau menjadikan-Nya sebagai tujuan Ia akan melindungimu, ketika engkau mencintai-Nya Ia akan mencintai-Mu, ketika engkau mentaati-Nya Ia akan mencukupi segala kebutuhanmu, ketika engkau memberikan sedekah dengan harta-Nya maka Ia akan membersihkan jiwamu dan mengampuni dosa-dosamu, ketika engkau berpaling dari-Nya Ia akan memanggilmu, dan ketika engkau mendekati-Nya Ia akan memberikan hidayah-Nya kepadamu. Maksud lafazh Adz-Dzhikr’ Tidak adanya penjelasan lebih lanjut yang menerangkan maksud lafazh dzikr di dalam hadis qudsi di atas, menjadikan adanya perselisihan pendapat di kalangan para ulama. Imam Malik berpendapat, apabila engkau menyembelih hewan yang dihalalkan Allah tetapi engkau tidak mengingat / mengucapkan nama Allah -baik disengaja maupun lupa- maka engkau tidak boleh memakannya’. Adapun imam Abu Hanifah berpendapat, jika engkau tidak mengatakan bismillah karena lupa maka makanlah, tetapi jika engkau sengaja tidak mengucapkan bismillah engkau tidak boleh memakannya’. Adapun imam Syafi’i berpendapat, selama yang menyembelih hewan itu seorang mukmin, baik ia mengucapkan bismillah atau tidak, baik karena lupa atau disengaja maka makanlah sembelihannya karena iman orang itu menjadi dzikirnya kepada Allah’. Syeikh Mutawalli As-Sya’rawi, Al-Ahaadiits Al-Qudsiyah Baca Juga Mutiara Hikmah abuya Muhammad bin Alawi Al Maliki KataKata Mutiara Hikmah KItab Al Hikam Syekh Ibnu Atha'illah