dalampenelitian ini adalah : 1. Bagaimana unsur – unsur yang membangun novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari? 2. Bagaimana konflik batin pada tokoh Srintil dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari ditinjau dari Psikologi Sastra? C. Pembatasan Masalah Agar penelitian fokus pada permasalahan, maka perlu adanya

Oleh Ranem, Guru SMPN 1 Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur - Sebelum menulis puisi, kita perlu tahu pengertian puisi dan unsur-unsur puisi agar puisi yang dibuat bisa lebih Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, puisi atau sajak merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Biasanya puisi berisi ungkapan penulis mengenai emosi, pengalaman maupun kesan yang kemudian dituliskan dengan bahasa yang baik sehingga dapat berima dan enak untuk dibaca. Contoh kutipan puisiHanyut aku TuhankuDalam lautan kasih-MuTuhan, bawalah akuMeninggi ke langit ruhani Larik-larik yang diambil dari puisi “Tuhan” karya Bahrum Rangkuti itu mengekspresikan kerinduan dan kegelisahan penyair untuk bertemu dengan sang Khalik. Kerinduan dan kegelisahan itu diungkapkan dengan kata hanyut, meninggi, dan langit ruhani. Baca juga Puisi Arti dan Jenisnya Unsur-unsur puisi Beberapa unsur-unsur puisi seperti Majas dan irama Majas figurative language adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya.

Merubahpaksa damai negeri Menjadi sistem demokrasi Hingga nyawa melayang pergi Membawa harapan yang tak pasti Oh Kini Puisi : Cermin Rakyat Halaman 1 - tunggu Jakarta - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan memiliki bentuk yang utuh dan satu kesatuan, akan tetapi bentuk yang satu ini sebenarnya terdiri atas beberapa unsur. Unsur-unsur itu tidak dapat dipisahkan satu sama memahami nilai puisi itu lebih dalam, perlu diadakan perbedaan unsur-unsurnya. Jadi, unsur-unsur dalam puisi tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi dapat dibeda-bedakan, seperti diungkap dalam buku Seni Mengenal Puisi karya Agnes membentuk puisi terdapat dua unsur yaitu, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Agar lebih memahami lebih jelas, simak penjelasan unsur-unsur puisi berikut ini yang dirangkum dari buku Analisis Unsur Pembangunan Puisi yang ditulis oleh Sutji Harijanti, yaitua. Unsur IntrinsikUnsur intrinsik puisi adalah unsur yang terkandung dalam puisi dan memengaruhi puisi sebagai karya Diksi atau pilihan kataDalam membangun puisi, penulis memilih kata dengan cermat dengan cara mempertimbangkan makna. Selain itu, kedudukan kata dalam suatu puisi Daya bayang atau imajiImaji ketika membangun puisi adalah penggunaan kata-kata yang konkret dan khas yang dapat menimbulkan imaji visual, auditif, dan Gaya bahasa atau majasGaya bahasa dalam puisi yaitu bahasa yang dipakai penyair untuk mengatakan sesuatu dengan memakai kata-kata yang bermakna BunyiBunyi dalam puisi mengacu pada penggunaan kata tertentu sehingga menimbulkan efek nuansa RimaRima adalah persamaan bunyi dalam puisi yang bertujuan untuk menimbulkan efek RitmeSelain rima, dalam puisi juga diperlukan adanya ritme, ritme dalam puisi adalah dinamika suara dalam puisi agar tidak monoton bagi penikmat TemaTema dalam puisi adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh penulis melalui Unsur ekstrinsikUnsur ekstrinsik puisi adalah unsur-unsur yang berada di luar puisi dan mempengaruhi kehadiran puisi sebagai karya seni. Adapun yang termasuk dalam unsur ekstrinsik puisi yaitu aspek historis, psikologis, filsafat, dan Aspek historis, adalah unsur kesejarahan atau gagasan yang terkandung dalam Aspek psikologis, adalah aspek kejiwaan pengarang yang termuat dalam Aspek filsafat, filsafat berkaitan erat dengan puisi atau karya sastra Aspek religius, dalam puisi mengacu pada tema yang umum diangkat dalam puisi oleh itulah pembahasan mengenai unsur-unsur puisi yang terbagi menjadi dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Selamat belajar, ya detikers. Simak Video "Rima Melati Akan Dimakamkan di Tanah Kusir Besok" [GambasVideo 20detik] pal/pal Rimakembar/berpasangan, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir dua larik puisi (aa-bb) k. Rima patah, yaitu persamaan bunyi yang tersusun tidak menentu pada akhir larik-larik puisi (a-b-c-d) Tagihan 1 1. Citraan apa yang dominan dalam penggalan puisi di bawah ini! a. laksana bintang berkilat cahaya,

Jakarta - Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, puisi memiliki beberapa definisi. Pertama, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat dengan irama, matra, rima, dan penyusunan larik serta puisi diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang tentang pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus melalui penataan bunyi, irama, dan makna khusus. Puisi juga didefinisikan sebagai sebuah puisi yang indah memerlukan pemahaman mengenai unsur-unsur pembangun di dalamnya. Mengutip dari Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, berdasarkan Modul SMP Terbuka Bahasa Indonesia kelas VIII oleh Direktorat SMP, unsur pembangun puisi ada MajasMajas adalah bahasa kias yang dipakai untuk melukiskan sesuatu dengan cara menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Majas juga memiliki banyak jenis majas yang populer adalah personifikasi, ironi, hiperbola, retorika, dan lainnya. Salah satu contohnya adalah majas personifikasi yang berbunyi, "Pena itu menari-nari di atas kertas."2. IramaSaat membacakan puisi di depan khalayak, tentunya tidak dibawakan dengan datar-datar saja. Supaya pembacaan puisi terdengar lebih bagus, diperlukan irama yang disesuaikan dengan teks puisi adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang. Fungsi irama adalah memberikan jiwa pada kata-kata yang ada dalam LambangLambang adalah tanda, gambar, maupun kata yang menyampaikan maksud tertentu yang dapat dipahami oleh pembaca. Beberapa contoh lambang yang bisa digunakan dalam puisi adalah bunga dan warna melambangkan keindahan. Sementara, warna merah melambangkan Kata KonotasiPuisi banyak menggunakan kata-kata konotasi. Salah satu contohnya adalah kata benteng dalam lirik, "Kita berdiri bersama menciptakan benteng kokoh."Makna kata benteng dalam lirik di atas yaitu, kekuatan yang diharapkan mampu dibangun oleh bangsa Indonesia. Maka, dapat dikatakan kata konotasi dalam puisi adalah kiasan atau ImajiKata-kata imaji diselipkan dengan tujuan menimbulkan imajinasi atau khayalan seakan-akan pembaca atau pendengarnya merasakan, melihat, atau mendengar apa yang diungkapkan oleh penulis. Beberapa contohnya adalah diterpa kehangatan, bersinar, dan lain beberapa unsur pembangun dalam puisi. Selamat belajar menulis puisi! Simak Video "Sambut Hari Puisi Nasional, Miles Films Garap Antologi Chairil Anwar" [GambasVideo 20detik] nah/nwy

Kedua dengan melihat unsur yang paling dominan dalam puisi, sehingga dapat menemukan topik yang akan dikomentari. Kalau puisi itu tidak ada judulnya, mungkin akan sulit puisi itu akan bicara tentang apa. Seperti yang dikatakan DAM dalam esai yang berjudul Puisi Sebagi Cermin Besar Peradaban : Puisi-puisi yang baik akan selalu menunjukkan

Unsur fisik puisi merupakan sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Unsur fisik puisi diantaranya Diksi adalah pemilihan kata-kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya. Imaji adalah unsur yang melibatkan penggunaan indra manusia. Kata kongkret merupakan kata yang memungkinkan terjadinya imaji. Gaya bahasa atau majas adalah penggunaan bahasa yang bersifat seolah-olah menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif. Rima atau irama merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah atau pada akhir baris puisi. Tipografi atau perwajahan adalah bentuk puisi yang dipenuhi dengan kata, tepi kiri kanan dan tidak memiliki pengaturan baris. Hal pertama yang terlihat menonjol ketika membaca puisi di atas adalah terdapat adanya persamaan bunyi di awal baris, yaitu pada kata 'dalam'. Oleh karena itu, unsur fisik yang paling dominan dalam puisi di bawah ini adalah rima. Dengan demikian, unsur fisik yang paling dominan dalam puisi di bawah ini adalah rima.

Penelitianini hanya dibatasi pada teks dan gambar yang terdapat dalam. 121), strukturalisme sastra adalah. pendekatan yang menekankan pada unsur-unsur di dalam segi intrinsik dan. sudut karya sastra. Analisis struktur merupakan prioritas pertama sebelum yang lain- disepelekan oleh tradisi partikal yang dominan (Djajanegara, 2000: 16). Hai, Sobat Zenius! Pasti di sekolah kalian sedang memasuki bab tentang puisi, ya? Kebetulan banget, nih! Sebab, hari ini, kita akan membahas mengenai puisi, mulai dari konsep puisi, unsur dan struktur puisi, ciri-cirinya, hingga contoh puisi singkat. Bicara mengenai puisi, kira-kira, apa yang kamu ketahui tentang puisi, nih, guys? Jika kalian menjawab sebuah karya sastra, yap, itu benar sekali. Namun, untuk membuat puisi yang indah, tentunya kita perlu mengenal unsur-unsur yang membangun puisi. Maka dari itu, yuk, kita bahas sama-sama mengenai apa itu puisi, unsur dan struktur puisi, serta contoh puisi singkat. Pengertian dan Konsep Puisi Ciri-Ciri dan Unsur yang Membangun PuisiContoh Puisi Singkat Pengertian dan Konsep Puisi So, Apa yang dimaksud dengan puisi? Nah, berbicara mengenai konsep puisi, maka erat kaitannya dengan tujuan dan manfaatnya. Oke, kita bahas pengertiannya dahulu, ya! Menurut Waluyo 20022 pengertian puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias imajinatif. Tujuan dibuatnya puisi yaitu sebagai sarana menyalurkan gagasan sekaligus sebagai sarana menyalurkan hobi. Sementara itu, manfaat puisi yakni agar kita kita menjadi lebih peka terhadap sekitar serta menstabilkan perasaan. Oh iya, kalian tahu, gak, apa sebutan untuk pembuat puisi? Jika kalian menjawab penyair, maka itu benar sekali. Penyair merupakan sebutan kepada para pembuat puisi, syair, atau sajak. Beberapa penyair yang terkenal di Indonesia yaitu Chairil Anwar, Rendra, Sapardi Djoko Damono, dan masih banyak lagi. Chairil Anwar kiri, Rendra kanan. Sumber Wikipedia Baca Juga 5 Tips Menulis Puisi yang Baik – Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 Ciri-Ciri dan Unsur yang Membangun Puisi Nah, untuk membuat sebuah puisi, maka kita harus memahami ciri-ciri dan unsurnya terlebih dahulu. Well, meskipun gak semua orang ingin menjadi penyair, tetapi sebaiknya kita paham juga, nih, dengan unsur-unsurnya. Lantas, apa saja unsur-unsurnya? Sumber Zenius Unsur-unsur yang membangun puisi terdiri dari dua struktur, yaitu struktur fisik puisi dan struktur batin puisi. Kita bahas satu persatu, yuk! 1. Struktur Fisik Puisi Diksi Struktur puisi pertama yang perlu kalian ketahui yaitu diksi. Diksi berarti pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan sehingga menghasilkan puisi yang indah. Contoh diksi yang sering digunakan adalah Lintang bintang, Chandra bulan, Bianglala pelangi, dan lain-lain. Majas Majas atau gaya bahasa berarti melukiskan atau menyampaikan makna konotasi atau bukan makna sebenarnya. Contohnya Majas Personifikasi, Majas Metafora, dan lain-lain. Tipografi Struktur puisi selanjutnya adalah tipografi. Tipografi merupakan puisi yang memiliki bentuk unik dan memiliki makna tersendiri yang ingin penyair sampaikan. Puisi tipografi ini biasanya disusun menyerupai bentuk seperti wajah, zig zag, dan lain-lainnya. Imagery Imagery adalah deskripsi visual dengan menggunakkan panca indera saat kalian menulis puisi. Dengan begitu, pembaca dapat merasakan suasana dan kesan yang nyata. Imagery sendiri terbagi menjadi enam jenis yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, dan gerak. Contoh imagery pendengaran Dan dalam dadaku, memerdu lagu’ karya chairil anwar, sajak putih Rima Last but not least, ada yang namanya rima. Biasanya, rima ini ditemukan pada puisi lama, nih, guys! Dan, jarang ditemukan di puisi modern. Contoh rima pasang a-a-b-b Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Di sanalah aku digusur Dari tanah leluhur Dengan demikian, persamaan bunyi setiap baris atau bunyi vokal akhir pada baris puisi disebut dengan Rima. 2. Struktur Batin Puisi Tema Tema merupakan salah satu unsur penting yang membangun puisi. Pasalnya, dengan adanya tema ini, penyair dapat mengungkapkan dan mengembangkan perasaan mereka menjadi sebuah puisi. Kalian pasti sering membaca atau menemukan puisi yang panjang banget, bukan? Nah, meski demikian, setiap puisi pasti memiliki tema atau pokok pikiran yang ingin disampaikan. Rasa Rasa adalah sesuatu yang sedang dirasakan. Misalnya, saat merasakan sedih, maka puisi kalian perlu diberikan sentuhan-sentuhan kesedihan. Ini dilakukan, supaya puisi kalian menjadi puisi yang indah. Nada Struktur batin puisi berikutnya adalah nada. Nada adalah bagaimana cara kalian menyuarakan puisi, seperti tinggi rendahnya bunyi. Nah, nada terbagi menjadi lima macam, yaitu Melankolik rendah, pelan, dan mendalam. Romantik rendah/tinggi dan adanya perasaan senang. Patriotik tinggi dan rendah, pelan, dan tinggi dan memperlihatkan suatu penolakan. Amanat Struktur batin puisi yang terakhir adalah amanat. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Download Aplikasi Zenius Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga! Contoh Puisi Singkat 1. Contoh Puisi Ibu “Ibu” Oleh D. Zawawi Imron Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau Sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting Hanya mata air, air matamu ibu, yang tetap lancar mengalir Bila aku merantau Sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku Di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan Lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar Ibu adalah gua pertapaanku Dan ibulah yang meletakkan aku di sini Saat bunga kembang menyemerbak bau sayang Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi Aku mengangguk meskipun kurang mengerti Bila kasihmu ibarat samudera Sempit lautan teduh Tempatku mandi, mencuci lumut pada diri Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh Lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan Namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu Lantaran aku tahu Engkau ibu dan aku anakmu Bila aku berlayar lalu datang angin sakal Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal Ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala Sesekali datang padaku Menyuruh menulis langit biru Dengan sajakku 2. Contoh Puisi Guru “Puisi Guru” Oleh Kahlil Gibran Barang siapa mau menjadi guru Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri Sebelum mengajar orang lain Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan Sebelum mengajar dengan kata-kata Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain Baca Juga Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 Cerita Rakyat Finally, selesai juga, nih, materi bahasa indonesia kelas 10 tentang puisi. Sekarang pasti kalian sudah mengerti, kan, tentang konsep dan struktur puisi? Nah, untuk memperdalam lagi materi di atas, kalian bisa kunjungi aplikasi Zenius. Selain Bahasa Indonesia, kalian juga bisa menemukan mata pelajaran lainnya, seperti bahasa inggris, matematika, dan lain-lainnya. Oh iya, di sana, kalian juga bisa mengikuti berbagai live class gratis setiap harinya, loh! Menarik banget, kan? Yuk, bikin akun Zenius kalian sekarang! Languange Linguistic, Communication & Media. Jurnal Widyaparwa merupakan media publikasi dan komunikasi hasil penelitian kebahasaan dan kesastraan Indonesia dan daerah di Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Widyaparwa terbit dua kali dalam setahun, yaitu bulan Juni dan Desember. berisi makalah mengenai analisis sebuah puisi dengan judul Cermin 1 ka...CourseAcademic year 2021/2022CommentsStudents also viewedProfessional dalam Pendidikan InformalPembelajaran Informal Ditempat Kerja dan UsahaPerspektif Pendidikan Informal 2Pembelajaran Informal di KeluargaPembelajaran Informal Dalam Pembelajaran ODPembelajaran Informal DI Lingkungan, Komunitas DAN OrganisasiRelated documentsPemanfaatan Pembelajaran Informal Melalui Media Massa, Media Sosial Untuk Belajar, Bekerja dan BerwirausahaKonsep dan Karakteristik Pembelajaran InformalMendesain pembelajaran informal, peningkatan kualitas dan kemampuanTugas Kuliah Manajemen SDM Kerangka Kerja MSDMNaufal Resume BioinformatikaRangkuman Diskusi 11, 12, 13, 14Preview textANALISIS MAKNA TANDA PUISI “CERMIN 1” KARYA SAPARDI DJOKODAMONO DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKADosen Pengampu Rahmah Purwahida. S.,M Hestiyani Parai, Oleh Dinda Aulia Ramadhani 1201619029Makalah yang Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mata Kuliah Kritik SastraPRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS BAHASA DAN SENIUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2022KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah kritik sastra yang berjudul “Analisis Makna Tanda Puisi “Cermin 1” Karya Saparddi Djoko Damono Kajian Kritik Sastra”. Makalah ini telah saya susun dengan maksimal, terstruktur, dan sistematis serta mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terkait, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah pembuatan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Kritik Sastra, Ibu Rahmah Purwahida S., M dan Ibu Hestiyani Parai M yang telah membimbing penyelesaian berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, besar harapan penulis akan adanya kritik dan saran untuk perbaikan laporan makalah yang akan penulis buat pada masa yang akan datang. Akhir kata, saya harap apa yang saya tulis dalam makalah ini dapat memberikan manfaat bagi saya sendiri selaku penulis, bagi pembaca, dan juga bagi masyarakat umum. Terima Februari 2022Dinda Aulia RamadhaniBAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangSastra merupakan suatu karya yang mengandung struktur seni. Sastra juga diartikan sebagai ekspresi jiwa manusia yang mampu memberikan rasa indah dan melahirkan rasa kagum bagi orang yang menikmatinya, tetapi sering kali karya sastra itu tidak mampu dinikmati dan dipahami sepenuhnya oleh sebagian masyarakat Mulasih, 201752. Karya sastra adalah bentuk dari hasil pemikiran manusia. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati serta diapresiasi. Pada setiap penulis memiliki metode dalam mengemukakan gagasan serta gambarannya untuk menciptakan efek tertentu untuk pembacanya. Sastra serta kehidupan adalah sesuatu keterpaduan yang silih memenuhi, sebab sastra hidup dalam jiwa manusia serta manusia memerlukan sastra dalam menuangkan buah pikirannya. Salah satu bentuk penulis sastra ingin menciptakan karya dengan gaya serta metode mereka masing-masing, serta hasil pemerolehannya tentu berbeda. Umumnya seseorang pembentuk karya sastra cenderung ingin membuat suatu karya dari hasil energi pikiran mereka, terlebih lagi banyak karya yang terbuat dari suatu yang dialaminya serta yang lalu. Salah satu dari pemerolehan pemikiran sastra dapat berupa puisi. Puisi adalah ungkapan dari yang dirasakan baik oleh perasaan ataupun oleh imajinasi yang ditulis oleh penulis dan dapat diperoleh dari golongan insan. Puisi merupakan sesuatu karya sastra yang ekspresif serta pemikiran, umumnya puisi di informasikan dengan bahasa yang indah. Puisi pula diucap sebagai karya sastra yang sangat unik sebab terbentuk dari renungan terdalam puisinya untuk memahami maknanya pembaca harus menghubungkan puisi dengan riwayat pengarang serta kondisi yang menjadi konteks penciptaan karya Fatimah, Sadiah & Primandhika 2019. Puisi ialah karya sastra yang didalamnya memiliki suatu interpretasi kehidupan yang sudah sukses dilalui penulis baik yang nampak ataupun yang tidak. Hingga dari itu puisi dikatakan sebagai wujud dari suatu pikiran serta perasaanpenyairnya terhadap kenyataan kehidupan. Puisi yang di informasikan penyair sudah diperindah dengan bermacam wujud majas, style bahasa serta anggapan yang dapat menyentyh hati pembacanya secara lebih dalam. Menurut Asriningsari & Umaya 2010 karya sastra tidak hanya dilihat dari unsur pembangunya saja, puisi juga memiliki makna, simbol dan tanda-tanda yang mewakili dalam setiap penyampaian sebuah karya sastra. Begitu pun pernyataan Fanani 2013 bahwa segitiga saussure meletakan tanda-tandanya sebagai alat komunikasi manusia dalam bentuk penanda dan petanda. Menurut Isnaini 2017 pendekatan semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, sistem, dan proses penggunaan tanda. Dengan istilah lain, bahwa semiotika menjelaskan tentang sistem- sistem, aturan-aturan dan tanda-tanda yang memiliki arti. Semiotika termasuk dalam pendekatan yang memiliki fungsi untuk menelaah makna dan pesan pada sebuah puisi. Pendekatan ini dapat digunakan untuk menganalisis puisi “Cermin 1” karya Sapardi Djoko Damono. Pada makalah ini, untuk menganalisis puisi tersebut penulis fokus terhadap garis besar dalam analisis semiotik yaitu memberi tanda dan yang ditandai. Dengan menganalisis puisi menggunakan kajian semiotik, penulis juga dapat mengetahui makna dan pesan yang tersirat dari puisi tersebut yang memisahkan tanda dan penanda suatu karya milik Sapardi Djoko Kajian TeoriA. Hakikat Puisi Secara umum karya sastra terbagi menjadi tiga jenis, yaitu prosa, drama dan puisi. Waluyo 2002 1 mengungkapkan bahwa puisi merupakan karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia. Selain itu, puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna Pradopo, 2012 menjelaskan bahwa puisi itu merupakan karangan yang terikat oleh; banyaknya baris dalam tiap bait, banyak kata dalam tiap baris, banyak suku kata dalam tiap baris, serta memiliki rima dan irama. Sedangkan penyair romantik seperti Samuel Taylor Coleriedge mendefinisikan puisi yang kemudian dijabarkan Pradopo, 2012 sebagai kata-kata yang terindah dalam susunan terindah, penyair memilih kata-kata yang tepat dan disusun dengan di baliknya dan bukan `merupakan tanda itu sendiri Wahjuwibowo, 2018 9. Kajian yang digunakan untuk menganalisis puisi “Cermin 1” merupakan analisis semiotik. Pradopo 2010 mengatakan, analisis semiotik berhubungan dengan lapangan tanda, yaitu pengertian suatu tanda. Dalam penafsiran ciri, terdapat 2 yang difokuskan, ialah wujud tanda dapat disebut jugga dengan penanda signifier ataupun suatu yang menandai serta makna ciri yang nerupakan petanda signified ataupun yang ditanda. Tujan Penelitian Berdasarkan rumusan latar belakang diatas, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis makna dan tanda yang ada pada puisi “Cermin 1” karya Sapardi Djoko Damono berdasarkan pendekatan semiotika Sastra BAB IIHASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil kajian analisis pada puisi Cermin 1 tersebut mengandung makna yang sangat dalam. Oleh karena itu, penulis melakukan analisis makna menggunakan pendekatan semiotika untuk mengetahui makna puisi yang sebenarnya, berikut ini hasil kajian semiotika pada puisi Cermin Analisis Semiotika Puisi Cermin 1 Karya Sapardi Djoko DamonoCERMIN 1Sapardi Djoko Damono Cermin tak pernah berteriak; Ia pun tak pernah meraung, tersedan, atau terhisak, Meski apa pun jadi terbalik di dalamnya; Barangkali ia hanya bisa bertanya Mengapa kau seperti kehabisan suara? kajian analisis semiotik pada puisi “Cermin 1” dapat dilihat bahwa puisi tersebut menyatakan secara tekstual, cermin hanya menunjukkan wujud, bukan menyuarakan melalui ungkapan. Sapardi menghubungkan antara pemberi tanda dan yang ditandai dengan cara menggambarkan setiap manusia harus mengintrospeksi diri, hal itu terlihat dari makna puisi tersebut yaitu bayangan manusia pada cermin tidak mampu melakukan apa-apa. Namun seseorang dalam bayangan seperti itu dapat bersikap sebaliknya. Maka, bayangan dalam cermin dapat mengintrospeksi dirinya karena bayangan tidak mungkin melakukan perbuatan buruk, bayangan itu hanya mampu terdiam sebagai petanda signified, dengan cermin penandanya signifier. cermin tak pernah berteriak;Makna pada larik keempat dan kelima, cermin digambarkan seperti halnya manusia. Hal tersebut ditandai dari pernyataan sebuah cermin yang mungkin bisa bertanya kepada sesuatu atau benda yang berada di hapadan cermin. cermin hanyalah menunjukan wujud, bukan menyuarakan. Ia tidak mampu melarang sesuatu yang cermin tidak suka jika benda tersebut ada di hadapannya, melainkan hanya menunjukkan sesuatu, tanpa mengatakan apa pun. Sapardi membuat hubungan antara penanda dan petanda dengan cara menggambarkan setia manusia harus mengintrospeksi diri, hal ini dapat dilihat pada puisi yang diibaratkan bayangan manusia dengan ketidak berdayaannya melakukan penjabaran di atas Sapardi dalam puisinya menggambarkan cermin itu adalah manusia, begitu pula ketika benda mati tersebut dihidupkan pada puisi melalui majas personifikasi. larik-larik di atas menggambarkan cermin yang pada dasarnya merupakan benda mati, di gambarkan sebagai benda hidup yang dapat melakukan aktivitas separti makhluk hidup pada umumnya. Tanda dan penanda dalam puisi ini menyiratkan makna mendalam, tentang sebuah makna cermin, sebagai benda mati yang seakan IIIPENUTUP3. KesimpulanBersumber pada hasil analisis semiotik puisi “Cermin 1” bisa disimpulkan jika puisi tersebut erat kaitan maknanya dengan tema moral. Pada ulasan puisi“ Kaca 1” karya Damono, 1994 ini, menampilkan walaupun tidak mengatakan apapun, kaca senantiasa memperlihatkan cerminan semacam aslinya, apa adanya. Apa yang nampak di dalam serta di luar kaca seperti itu kejujuran. Keutamaan moral itu memerlukan proses melalui pembelajaran dalam makna yang universal, yang butuh ditegaskan bukan cuma mengenai belajar untuk sanggup mengungkapkan kata-kata namun pula belajar untuk dapat mengendalikannya. Belajar untuk bicara yang penting, bukan yang penting bicara. Lebih dari itu belajar untuk diam, berhening, berefleksi, bermeditasi, berkontemplasi. Inilah pesan lain dari puisi “Cermin 1”. Hal yang dapat dimengerti dari larik 4 serta 5 ialah kaca hanya dapat diam tanpa bersuara. Sapardi menghubungkan antara yang ditandai dengan yang menandai dengan metode menggambarkan bayangan pada kaca bisa digunakan selaku perlengkapan mengintrospeksi dirinya sebab bayangan tidak hendak melaksanakan sesuatu perbuatan kurang baik. Bayangan hanya terdiam pada kaca selaku petanda signified, dengan kaca penandanya signifier.Nurjannah, Y. Y., Agustina, P. A. C., Aisah, C., & Firmansyah, D. 2018. Analisis Makna Puisi “Tuhan Begitu Dekat” Karya Abdul Hadi Wm Dengan Menggunakan Pendekatan Semiotik. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 14, Y. V., & Widowati, W. 2017. ANALISIS PUISI SURAT CINTA DAN MALAIKAT DI GEREJA ST. JOSEF KARYA WS RENDRA PENDEKATAN SEMIOTIKA RIFFATERRE. Caraka, 3 2, P., Anjani, C., & Firmansyah, D. 2018. Analisis Semiotik Dalam Puisi “Hatiku Selembar Daun” Karya Sapardi Djoko Damono. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 13, R. D. 2012. Pengkajian Puisi 13th ed.. Gadjah Mada University PressPribadi, B. S., & Firmansyah, D. 2019. Analisis Semiotika pada Puisi “Barangkali Karena Bulan” Karya WS. Rendra. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2 2, I. S. 2021. ANALISIS KAJIAN SEMIOTIKA DALAM PUISI CHAIRIL ANWAR MENGGUNAKAN TEORI CHARLES SANDERS PIERCE. SEMIOTIKA Jurnal Komunikasi, 15 1.Saptawuryandari, N. 2017. Analisis Semiotik Puisi Chairil Anwar. Kandai, 91, NR, Rismawati, R., & Priyanto, A. 2019. Analisis semiotik pada puisi perjalanan ke langit karya Kuntowijoyo. Pembebasan Bersyarat Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia , 2 4, M. H., & Thohir, M. 2020. Analisis Makna Puisi “Aku Melihatmu” Karya KH Mustofa Bisri Kajian Semiotik Michael Riffaterre. Jurnal Humanika, 7 2.Siagian, B. A., Nainggolan, D. M. F., & Sitorus, P. J. 2021. KAJIAN SEMIOTIKA PUISI- PUISI PENGAGUM RINDU OLEH M. HANFANARAYA. Jurnal Suluh Pendidikan, 9 2, K. A. 2019. Kritik Sastra dan Implementasi Pengajaran. Pujangga, 4 1, RM, Sobari, T., & Wuryani, W. 2021. Analisis Makna Pada Puisi “Aku Ingin” Karya Sapardi Djoko Damono Menggunakan Pendekatan Semiotika. Pembebasan Bersyarat Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia , 4 1, G., Wikanengsih, W., & Kartiwi, Y. M. 2020. ANALISIS SEMIOTIKA PADA PUISI “PELAYARAN TUHAN” KARYA AFRIZAL MALNA. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 3 1, K. W., Beding, V. O., & Susanti, Y. 2016. Analisis Struktur dalam Kumpulan Puisi Karya Sapardi Djoko Damono. Jurnal Kansasi, 11
  1. Ա οψувαчуኺав աአа
  2. ሤиψዢзаշаኞι зፍщоዚе е
. 366 58 100 390 493 160 209 115

unsur yang dominan dalam teks puisi cermin 1 adalah