CeritaDewasa Tukang Jamu Bahenol Yang Jadi Sering Menginap Cerita Dewasa - Aku lama-lama menyukai tempat tinggalku, Meski harga kontraknya naik terus setiapkali kuperpanjang kontraknya. Tempat ku ini sangat strategis di dalam gang hanya ada rumah ku. Meski pengap karena dikelilingi tembok tinggi, tetapi aku suka, karena tak ada orang yang bisa

Read Now!!! Ini Cerita pengalaman Ku Saat Membeli Jamu Keliling yYang Tak Pernah Aku Sangka-Sangka Akan terjadi Hal Yang membuat libidoku Naik dengan Cepat. Cerita ini saya bagikan hanya sekedar berbagi pengalaman dan agar libido kalian juga bisa naik dengan mendengar cerita pengalaman saya ini. Agen BandarQ Cerita Dalam Selimut ini Berawal saat pagi hari saat saya habis sleesai lari pagi dan sampai di suatu lokasi ada penjual jamu keliling komplek dan aku menghampiri tukang jamu tersebut karena hendak membeli jamu penambah tenaga karena aku sudah mau pulang dan takut masuk angin karena baju ku yang sudah basah karena keringat habis lari pagi aku pun berpesan dengan si gadis penjual jamu tersebut untuk mampir kerumah karena aku ingin membeli jamu nya serta aku memberi alamat dan no rumah ku yang tak jauh dari lokasi. Sebenarnya tak pernah ada niat ku untuk berfikiran kotor tentang si tukang jamu akan tetapi saat si gadis penjual jamu tersebut sampai di rumah ku dan menaruh jamu gendong nya turuh dan membungkuk woww aku melihat pemandangan indah 2 gunung indah terlihat jelas di depan mata itu pun libidoku tiba-tiba naik dan berfikiran jorok dan ingin meniduri si penjual jamu tersebut. Agen Sakong Sambil meminum jamu aku mengajak si penjual jamu tersebut untuk mengobrol dan menggoda si penjual jamu yang cantik dan seksi itu dan ternyata dia pun senang-senang saja ketika ku goda dengan pertanyaan yang sedikit menjurus atau memancing ke arah hubungan seks. Tanapa ada rasa canggung dia pun menjawabb dan sedikit malu-malu dan pipinya terlihat memerah dan semakin membuat aku semakin bergairah dan tanpa banyak buang waktu aku pun mencoba menyiasati agar dia mau ku ajak masuk ke dalam rumah dan sebelum aku mengajak masuk ternyata dia ingin minta izin pinjam toilet ke dalam rumah wah kebetulan sekali “kata ku”. Selang bebrapa menit berlalu dia keluar dari toilet dan menemuiku di ruang tamu dan aku panggil untuk duduk di sofa dan aku merayu nya semakin intens dan tidak lama aku pindah dudk di samping nya dan mulai memegang tangan nya dan dia tidak maraha atau pun menolak wah kesempatan bagus kalau begini aku bisa semakin berani ke tahap lain. Dari pegangan tangan sebelah tangan ku semakin liar dan merabah paha mulus nya dan ku kecup bibir nya tanpa ada perlawanan dan pwerlahan-lahan ku buka kancing baju batk yang di kenakan nya dan mulai terus bermain dan mermas-remas buah dadanya yang montok dan benar saja saat ku buka Bh yang di kenakan nya woww pemandangan menarik yaitu 2 gunung yang montok ndan kencang terlihat tanpa babibu lagi langsung saja ku lahap dan dia menjerit auuhh pelan-pelan atuh pak kan geli,setelah puas melahap bagian dadanya aku ku mulai membuka ke arah kain rok yang di kenakannya wow benar saja bukan main libido ku kini sudah semakin di puncak dan aku tak sabar untuk menikmati gua yang di milikinya dan perlahan-lahan aku memnarik celana dalam yang masih menempel di tubuhnya dan wow sungguh indah vagina yang di miliki si penjual jamu ini,aku pun langsung melahap dengan mulut ku dan harum nya semkin membuat tirpedoku semakin keras tanpa berlama-lama aku membuka celana dan celana dalam ku yang ku kenakan dan tiba-tiba dia melihat dan terkejut dan bertnaya bapak mau ngapain ,aku pun menjawab kamu nikmatin aja yac. Pertlahan-lahan ku buka selangkannya dan mengarahkan penisku ke arah lubang surga nya yang sedari tadi sudah basah karena ku permainkan wowo benar saja vagina nya sangat rapat walau tidak perawan lagi hanya beberapa menit saja aku pun mau mencapai klimaks kartenabetapa nikmat dan sempit nya vagina nya si gadis ini dan si gadis ini pun hanya menikmati dan mendesah entah sudah berapa kali dia organisme hanya desahan yang ku dengar keluar dari mulut nya. Setelah kejadian itu aku pun menjadi langgangan jamu nya dan ketagihan bersetubuh dengan si gadis penjual jamu dia pun tanpa rasa takut dan dan melayani pun tidak hanya cuma -cuma meminyta dia melayaniku aku memberi nya uang meski tidak dengan jumlah yang besar tapi cukup lah untuk membantu dia agar tidak menjual jamu sampai habis. RajaBandarQ Samapai disini dulu ya guys cerita nya simak cerita berikutnya di Dalamselimu1> Terima Kasih sudah membaca semoga membantu anda semua meningkatkan libido.

Nikmatnyagentot Tukang Jamu Langganan Ku. tempat tinggalku, Meski harga kontraknya naik terus setiap kali kuperpanjang kontraknya. Saya senang Tempat ku ini sangat strategis di dalam gang hanya ada rumah ku. Meski pengap karena dikelilingi tembok tinggi, tetapi aku suka, karena tak ada orang yang bisa melihat kegiatanku dan aku jadi merasa bebas. Jenis Cerita Kisah Nyata Pengalaman Orang Nama Narasumber DT Tgl/Bln/Thn Kejadian 11 April 2011 Jam Perkiraan Sekitar jam 1 atau 2 siang Cerita bermula saat ibu Zubaidah bukan nama asli seorang janda 2 anak, penjual jamu keliling yang lagi mangkal di jalan sepi. saya sering beli jamu sama dia dan ibu zubaida kalau jam 1 – 2an kadang ada disana. Tempat ibu mangkal ini bagian ujung komplek perumahan, kalau jalan terus ke arah depan nya terdapat area perumahan daerah perkampungan dengan jalan masih tanah belum teraspal. tahu kan daerah Bekasi dikomplek perumahan saja sepi apalagi didaerah perkampungannya? Ibu zubaidah duduk dipingir jalan trotoar biasa nunggu pembeli dan ketika dia lihat kedatangan saya yang menaiki motor lalu berhenti tepat sampingnya, ibu zubaidah pun senyum. dia memang ramah kok sempat berapa kali saya ngobrol2 ma dia kalau beli jamu. “Biasa jamu mas?” ucapnya saat aku jalan menghapiri dia “Iya bu” jawabku Dimenit berikutnya kami ngobrol2 sekalian saya lepas lelah juga ah. Ibu zubaidah tanya “Gimana kerjaan?” padaku Dan aku jawab “Ya gitu aja baik bu” Saat ini belum ada tanda nafsu. tapi sampai saya melihat belahan dada ibu zubaidah yang menunduk sedang meracik jamu, baru deh mulai nafsu. ibu zubaidah mengenakan pakaian tukang jamu pada umumnya tradisional dengan belahan dada kelihatan kalau dia nunduk. Seketika kontolku ngaceng perlahan, lalu aku pindah duduk ke motor ku lagi tetapi dengan mesin mati. Ibu zubaidah bangkit dari duduk selesai meracik jamu dan berjalan kearah aku membawa gelas kecil jamu tolak angin. saya yang pura pura begok padahal ngaceng langsung ambil gelas dari tangannnya. Untung saat itu helm sudah ada dipangkuan selangkanganku menutupi kontol yang ngaceng meski resleting belum dibuka. saya perlahan meraba celana dan membuka resleting celana dengan tangan kanan. ditangan kiri saya kini memegang 2 benda, gelas dan helm yang ku rangkul supaya ga jatuh. Supaya tak ketahuan saya perhatikan gerakan ibu zubaidah dari jauh yang kebanyakan menunduk lagi rapi-rapi dagangan atau siapkan bahan tanpa melihatku. Jarak motor aku yang ku duduki dengan ibu zubaida sekarang kira-kira 2-3 meter saja. karena saya nafsu lalu kehilangan akal sehat saya berencana mau tunjukin kontol saya didepan ibu zubaidah dan tanpa pikir panjang lagi gelas berisi jamu tadi aku taruh dengan tangan kiri dibawah motor sedangkan tangan kanan menahan helm. Saya bangkit dari motor, berjalan menuju ibu zubaidah berada lalu berdiri saja menatapnya. tangan kiri saya masih memengang helm tuk menutupi kontol yang ngaceng. Sekarang kira2 ada kali sekitar 1 meter lebih depan dia aku menarik helm kesamping dan aku panggil ibu zubaidah dengan kode “ussh, iisss” atau apa? supaya dia melihat saya dan benar benar ngaceng. Setelah lihat reaksi pertama lihat kontolku ibu zubaidah terkaget tapi ga lari, kabur, dia tetap ditempatnya meski ngedumel! “Ih..kamu….begok siaa” kata ibu zubaidah buang muka ke kiri Dikesempatan ini saya lalu kocok aja kontol saya sambil mendesah nikmat “Ah…..ahhh…..ahhhh….ahhhhh….ohh yeeee enak” desahku panjang dan nikmat! Ibu zubaidah yang lihat aku ngocok kontol malah nunduk seolah membiarkan aku ngocok tanpa sama sekali mau kabur dari duduknya. “Ohhhh….enak bu…ohhhhh enak banget bu…. nikmat bener ini….ohhhhh enak bener” desah ku tak tertahan Saya tanpa memalingkan pandangan sama sekali terus ke arah ibu zubaidah. Ibu zubaidah berkata “jangan gitu dong mas, jorok tahu” dengan posisi sama kepala menunduk. Lalu aku balas dengan desah “Ini enek banget bu….yeeee enak banget bu…..bener enak banget ahhhhhhh……nikmat banget!!!….ohhhh yeee” aku meronta nikmat Tak lama kontol dikocok keluar juga peju putih ke jalanan bawah, “Ahhh…..ahh…ohhh mau keluar…. oh yeee mau keluar…..ini keluarrrrr…..enak…..ahhhhhh keluar buuuuu…… keluar bu…… keluar bu ohhhh” teriak saya nikmat saat peju keluar. Reaksi ibu zubaidah setelah itu bangkit dari duduknya dan dia mempersiapkan bakul jamunya, lalu pergi tinggalin saya tanpa permisi. Selanjutnya saya yang bersihkan kontol pakai tissu membiarkan ibu zubaidah pergi begitu saja. sebelum saya melanjutkan perjalanan kembali dengan motorku, saya yang melihat gelas isi jamu dibawah motor, juga melihat situasi keliling. seperti nya ibu zubaidah sudah pergi jauh. tanpa rasa peduli saya biarkan saja gelas itu disana lalu berjalan lagi. Semenjak kejadian tadi, ketika saya lewat jalan itu saya tak pernah melihat ibu zubaidah lagi…entah dimana dia? bahkan sampai sekarang tahun 2019. yang pasti ibu zubaidah sudah berjasa memberikan kenikmatan bagi kontolku meski sesaat. Sekian, [cerita dari DT]. semoga berkenan ya, terima kasih. Lihat juga di KelanjutanCerita Sex Dengan Penjual Jamu Keliling. kemudian dіа lаngѕung mеnjоngkоk dі hаdараn ѕауа dаn mengelap. іnі аdаlаh kеѕеmраtаn еmаѕ mеlіhаt payudaranya. maju mundur maju mundur terlihat bukitnya bеrgоуаng dengan іndаh tapi tetap putingnya tіdаk kеlіhаtаn tарі mеlіhаt ѕераruh dаdаnуа ѕudаh сukuр bаgіku. Hiburan Malam - Kali ini saya akan menceritakan pengalaman sex ku bersama dengan seorang cew tukang jamu. Langsung saja kita simak cerita sex di bawah ini yang di persembahkan oleh BeritaKita303 khusus hanya untuk anda. Nama saya Budi, jujur saja saya tergoda dengan cewek penjual jamu itu karena melihat buah dadanya yang mulus tubuh yang bahenol,semok, serta putih mulus. Status diri saya sekarang adalah seorang pengangguran karena baru saja terkena PHK perusahaan karena diakibatkan pengurangan karyawan. Untung saja saya masih single, jadi untuk kebutuhan makan,rokok dan lain-lain masih bisa minta orangtua ,hhe. Saya disini akan menceritakan tentang kisah sex saya dengan seorang mbak jamu super sexy. Cerita seks saya berawal kira-kira 1 bulan yang lalu, tepatnya 2 hari setelah saya terkena PHK. Cerita ini berawal pada pagi hari yang cerah namun suasana hati dan pikiran saya tidak bergairah. Pada pagi itu adikku pergi sekolah sedangkan ayah dan ibuku sedang bekerja. Pagi itu aku sedang berada diteras rumah sambil ngopi dan merokok. Aku nikmati masa-masa penganguranku dengan melakukan hal itu pagi itu. Ketika sedang menikmati rokok dan scangkir kopi terdengarlah suara seorang wanita yang berteriak-teriak menawarkan sebuah jamu gendong. Saat itu kira-kira mbak jamu masih berada 50 meter dari rumahku, suaranya sudah terdengar nyaring sekali, "Jamu-jamu, jamune jamu sehat,jamu kuat lelaki, dan jamu rapet wangi…., ” suara mbak jamu dari kejauhan. Nampaknya pagi itu mbak jamu belum mendapatkan langganan, karena dia masih berteriak menawarkan jamunya. Sampai akhirnya mbak jamu itu sampai didepan rumahku dan dia berhenti karena melihat aku yang berada diteras rumahku, “ Mas Manis, beli jamune Mas, ada jamu sehat bugar dan kuat lelaki loh Mas, sekali minum dijamin jos mas, ” ucapnya sembari menuju teras rumahku. Akhirnya Mbak jamu itupun duduk dilantai teras rumahku dan meletakan jamu gendongnya dilantai, “ Ayo mas dicoba jamu gendong Mbak Susi Mas, Mau jamu kuat lelaki apa jamu sehat bugar Mase, ” ucapnya sembari tersenyum manis. Saat mbak jamu itu tepat diepan mataku ternyata mbak jamu itu masih muda dan hot sekali guest, mantap abis. Lumayan buwat ngerefresh otak akibat PHK. Sejenak aku pandangi wajahnya hingga turun kearah belahan dadanya. Tahu sendirikan guest mbak jamu gendong pasti menggunakan atasan kemben dan kain jarik yang minim dan ngepas sama tubuhnya. Dalam hati saya berkata, “ Buset nih mbak jamu belahan toketnya mulus banget, bikin horny aja deh pagi-pagi gini, ” Beberapa saat aku pandangi belahan payudaranya dengan tatapan mata yang tajam dan fikiran mesum. Mataku saat itu rasanya tak rela untuk berkedip 1 detikpun untuk melewatkan pemandangan indah itu. Bahkan secara tidak sadar aku sampai emnelan ludah karena melihat belahan payudara mbak jamu itu. Sampai pada akhirnya lamunan mesumku-pun terbuyarkan oleh suara mbak jamu gendong sexy itu, “ Mas kog ngelamun sih, jadi mas mau jamu sehat bugar atau jamu kuat lelaki mase??, ” ucapnya. “ Eh maaf maaf mbak, tadi mbak ngomong apa,hhe, ” tanyaku. “ Aduh sih mas masih muda kog suka melamun sih, yaudah mas mending beli jamu kuat lelaki aja deh mas biar mas jadi kuat, hehehe.., ” ucapnya dengan tersenyum manis dan genit. “ Wah Mbak ini ada-ada saja deh, hha… sayakan masih single mbak, masak saya minumjamu kuat lelaki, nanti kalau adekpenis saya bangun gimana setelah minum jamu itu, ” ucapku lantang. “ Adek yang mana sih Mas, kayaknya dari mas ngelamun adek yang didalem celana mas udah bangun deh, ahahaha…, ” ucapnya to the point guest. Wah ni mbak jamu nakal juga yah, ucapku dalam hati. Seketika itu wajahku memerah karena ketahuan kalau penisku sudah ereksi, “ Waduh Mbak, kog mbak tahu sih, jadi malu saya mbak, hihihi…, ” ucapku sembari menutupi kemaluanku dengan kedua tanganku yang masih terbungkus celana. “ Ehmmmm… wajar kog mas kalau laki-laki seumuran mas birahinya tinggi, apalagi pagi-pagi gini,hhe… jadi mau coba jamu kuat lelaki tidak mas ???hhe.., ” ucapnya. “ Hihihi… boleh deh mbak sapa tau aja beli jamu bonus yang jualan sekalian, hhaa…, ” ucapku mengodanya. Yah namanya juga usaha, iseng-iseng berhadiahlah,hha, “ Aduh si Mas nakal yah, yaudah dicoba dulu ajadeh jamunya nih, masalah bonus urussan belakangan, hhe.., ” ucapnya sembari meracik jamu kuat lelaki. “ Iya deh mbak,ditunggu yah bonusnya,hihii.., ” jawabku. Saat itu diraciklah jamu kuat lelaki itu didalam gelas, beberapa racikan jamu dicampur menjadi satu dan diaduklah dengan sendok sembari tubuh mbak jamu meliak liuk menggemaskan. Aku pandangi setiap lekuk tubuhnya yang indah itu. Benar-benar indah sekali tubuhnya. Payudaranya yang terbungkus kemben terlihat bergoyang goyang dan bergetar, Uhhhh.. Hot. Beberapa saat dia membuat jamu akhirnya jadilah jamu kuat lelaki itu, “ Ini mase jamunya sudah jadi, monggo dicoba, ” ucapnya sembari memberikan segelas jamu. “ Oh i.. I.. iya Mbak, saya minum yah jamunya.., ” jawabku sembari menerima jamu itu. Aku minumlah jamu itu dengan penuh semangat. Sebenarnya jamu itu tidak enak sekali, selain pahit rasanya juga aneh,hehh. Tapi nggak masalah, karena aku minumnya sembari melihat belahan payudara mbak jamu akhirnya habis juga jamu itu, hhe, “ Nih Mbak udah, hehh pahit Mbak, ” ucapku sembari memberikan gelas itu. “ Hehe.. nih mas pemanisnya, biar pahitnya ilang, ” ucapnya sembari memberikan pemanis padaku. “ Oh iya Mbak, nggak usah dikasih pemanis lihat mbak aja udah ilang kog pahitnya,hhe, ” ucapku lalu meminum jamu itu. “ Ah si mas dari tadi godain saya saja deh, jadi malu saya,hhiihihi…, ” ucapnya dengan wajah memerah. “ Ah nggak godain kog, tapi emang mbak cantik dan sexy banget, mantep deh pokonya,hhe.. nih mbak gelasnyam, ” ucapku sembari memberikan gelasnya lagi. Saat itu setelah minum jamu kamipun mengobrol dengan asiknya. Mbak jmau itu ternyata janda muda yang belum mempunyai anak dan usianya baru 30 tahun, yah selisih 6 tahunlah dengan usiaku. Obrolan kami semakin lama semakin memanas saja saat itu, aku yang semula duduk agak jauh dari mbak jamu saat itu mulai merapat. Kami duduk bersampingan diteras rumahku sembari becanda dans sesekali kami saling mencubit paha terkadang perut. Mbak jamu itu nampaknya tertarik padaku juga, buktinya pagi itu dia memilih mengobrol denganku daripada menjual jamunya keliling komplek perumahan. Berawal dari cubit-cubitan pada akhirnya mbak jamupun mulai berani memegang kemaluanku, “ Mas Budi anunya lumayan besar juga yah, ” ucapnya sembari meremas penisku. “ Gilaaaaaaaaaaaaaaaa… liar nih mbak jamu gendong, berani banget yah pegang penis gue, jadi seneng deh gue kalau gini,hha…, ” ucapku dalam hati. “ Sssssshhh… Mbak nakal yah, kita masuk aja kerumah aja yuk mbak nggak enak kalau diteras,hhe…, ” ucapku. “ Waduh mau ngapain kita mas, mas mau perkosa saya ya??? Mau dong diperkosa,hhiiiiii…, ” ucapnya semakin menggila saja. Benar-benar liar mbak jamu ini, emang janda sensasinya lebih hot, “ Hha… tau aja deh si Mbak, yuk ah kita masuk, ” ucapku. “ Iya mas, sabar yah anunya ditahan dulu yah, hhe… ayok kita masuk, ” ucapnya. Kemudian kamipun masuk bersamaan, tak lupa jamu gendong dan sandal mbak jamu aku masukan kedalam rumah untuk mengilangkan jejak dari mata para tetangga,hhe. Sesampainya dialam rumah jamu gendong mbak jamu janda hot itu aku letakan diruang tamu begitu pula sendalnya. Tak lupa pintu rumah aku tutup dan aku kunci. Pagi itu suasana dan kondisi aman terkendali untuk melakukan perbuatan mesum dengan mbak jamu janda lucu cantik dan bahenol itu. Kami berdua duduk bersampingan di kursi busa yang ada diruang tamuku. Tanpa ragu dan basa-basi aku dan mbak jamu langsun saja berpangutan. Nampaknya pagi itu kami berdua sudah sama-sama bernafsu. Bibir kami saling melumat dan lidah kami saling berperang didalam mulut kami. Tak hanya itu tanganku mulai bergerilia kearah payudara mbak Jamu yang montok dan kenyal itu. Mbak jamu yang tidak mau kalah dengan perlakuanku, saat itu mbak jamu mulai menyusupkan tanganya kedalam celana boxerku. Disentuhlah penisku dengan tangan lembutnya dengan perlahan namun pasti, “ Sssssshhhh… Mbak… Oughhhhh…, ” desahku. Aku sempat mendesah disela bibir kami yang sedang berpangutan, “ Enak ya mas, remas susu aku yang keras Mas, Ahhhhh…, ” ucapnya. Kamipun kembali berpangutan sembari saling meremas santapan kami tadi. Payudara Mbak Jamu aku remas dari luar kembennya hingg dia mendesah nikmat. Jika aku meremas dengan kuat, sedotan bibirnya pada bibirku semakin kuat saja, tak hanya itu bahkan remasan tanganya pada penisku juga semakin liar saja, “ Ouhhh Mbak, Oughhhh… enak Mbak.. Eughhhh… Sssssshhh… Ahhhhh…, ” desahku nikmat. “ Eughhhhh… aku juga enak mas merasakan remasan mas, Ahhhh, ” ucapnya. Saat itu nafsu seks kami sama-sama sudah memanas, nafas kami mulai berhembus tidak beraturan dan desahan kami saling bersahut-sahutan, “ Eughhhh… Sssssshhh… Oughhhh… Eummmm… Ahhhhh.., ” desah kami bersahut-sahutan. Desahan kami semakin membuat kami horny saja, kocokan mbak jamu dan remasan tanngaku pada payudaranya yang masih terbungkus kemben semakin hot saja. Beberapa menit kami melakukan hal itu sampai pada akhirnya kami sudah tidak tahan untuk menahan birahi sex kami untuk melakukan hubungan sex, “ Mbak, kita ML yuk, aku udah nggak tahan nih, ” ucapku. Saat itu Mbak Jamu hanya mengangguk lalu mengentikan kocokanya pada penisku. Dia berdiri lalu melepas satu persatu pakainya. Dari mulai kemben, kain jarik hingga dia tinggal menggunakan celana dan celana dalam saja, “ Wah tubuh mbak benar-benar indah yah, statusnya janda tapi tubuhnya melebihi gadis belia, ” ucapku kagum. “ Ah Mas bisa saja deh, yaudah buruan mas telanjang, ” pintanya. Akupun segera melucuti celana boxer, baju dan celana dalamku hingga telanjang bulat. Penisku terlihat sudah tegak berdiri dengan gagahnya. Bulu kemaluanku yang kebetulan 1 hari sebelumnya sudah aku pangkas, membuat penisku terlihat muda dan semakin besar dan panjang saja, “ Wah benarkan kataku tadi, anu penis mas benar-benar besar dan panjang, pasti enak deh kalau memek aku disodok pakai penis Mas,hihi.., ” ucapnya. Tanpa diminta Mbak Jamupun mendekat kepadaku lalu meraih penisku, “ Sssssshhhh…. Eughhhh…, ” lenguhku. Aku yang sudah bernafsu mulai aku lucuti Bra Mbak jamu. Nampaknya mbak jamu tanggap dengan perlakuanku, sembari berdiri diapun melepas celana dalamnya dengan gerakan perlahan dan sexy. Uhhhh.. gila makin horny saja aku saat itu. Setelah kami sama-sama telanjang Mbak jamu mendorongku hingga aku terjatuh dikursi busa, “ Liar sekali fantasi sex jamu ini, ” ucapku dalam hati. Setelah aku terjatuh dengan posisi terduduk mbak jamupu kemudian duduk diatas pangkuanku dengan mengangkan kedua pahanya diatas pangkuanku. Mulailah dia menggesek-gesekan penisku pada bibir vaginanya, “ Oughhhh… Mbak…. Geli mbak, Eughhhhh…, ” ucapku kegelian namun nikmat rasanya. Rasa geli itu sampai ke ubun-ubunku rasanya, “ Iya mas, Ssssssshhhh… Eughhhhh…, ” jawabnya sembari melennguh nikmat. Aku yang tidak mau diam saja mulailah aku sambar paudara dengan mulutku. Aku hisap putting kirinya dengan lembut dan aku remas payudara kananya dengan tangan kananku, “ Oughhhhh… Sssssshhhh Ahhhhhh…. Eugghhh, hisap terus Mas, enak Mas, Aghhhh…, ” ucap mbak jamu nampak nikmat sekali. Aku rasakan vagina mbak jamu mulai basah dengan lendir kawinya, kepala penisku terasa geli dan licin selama Mbak jamu menggesekan penisku pada vaginanya. Semakin cepat aku menghisap dan meremas payudaranya semakin cepat juga dia menggesekan penisku pada vaginanya, “ Oughhhh… Ahhhhh… Ahhhhh… Mas… Eughhhh…, ” desahnya semakin liar saja. Tidak lama setelah dia mendesah liar, tiba-tiba saja, “ Blessssssssssssssssssss…. Slupppppppp…. Ahhhhhhhhhhhhh…., ” Ternyata penisku sudah masuk kedalam vagina Mbak Jamu, dengan memeknya yang udah basah dengan lendir kawinya saat itu mudah sekali penisku menyusup pada liang vagina mbak jamu, “ Oughhhhh… memek Mbak benar-benar rapet sekali, Ahhhhhh…, ” ucapku nikmat dan memujinya. Saat itu dia hanya tersenyum saja, mulailah dia beraksi diatas pangkuanku. Janda penjual jamu mulai menunjukan jurus sexnya padaku. Dia bergoyang meliak-liuk seiring penisku yang termanjakan oleh vagina janda penjual jamu itu. Memeknya benar-benar seperti memek perawan, rasanya penisku seperti terhisa oleh lumpur hidup. Dia mengoyangkan pingulnya naik turun, maju mundur bahkan dia juga bergoyang memutar diatas pangkuanku. Agar dia semakin liar, aku kemabli meemas dan mengisap putingnya dengan penuh nafsu, “ Ouhhhh, yeahhh… Sssssshhh… enak mas, Ahhhhh… Ssshhhhhh…., ” desahnya sembari terus memanjakan penisku dengan memeknya. Menit demi menit berlalu dan memek janda penjual jamu itu semakin basah saja. Bunyi khas persenggamaan terus terdengar ditelingaku. Mbak jamu benar-benar haus sex, mungkin dia sudah lama tidak mendapatkan kebutuhan sex dari lelaki. Aku biarkan dia memuaskan birahinya dengan posisi sex women on top. Aku sungguh merasakan kenikmatan sexs yang luar biasa dari Mbak jamu itu. Aku terus mengenyot putingnya secara bergantian secara terus menerus. Mbak jamu mendesah sesekali tubuhnya mengejang dengan diringi lelehan lendir kawin yang semakin membasahi penisku dan liang vaginanya. Kira-kira dia selama 20 menit bergoyang diatasku, nampaknya dia mulai lunglai karena dia sudah beberapa kali orgasme, “ Mas ganteng kamu yang pegang kendali yah sekarang, aku lemas mas, aku udah 3 kali keluar, ” pintanya. “ Iya mbak jamu sayang, kita ngentot pakai gaya doggie style yah, ” pintaku. “ Iya mas, ” jawabnya. Kemudian dia segera menyingkir dari pangkuanku, lalu dia mulai memposisikan tubuhnya dengan posisi menunging diaatas kursi busaku. Tanpa banyak bicara, aku segera naik kekursi busa lalu aku posisikan tubuhku dibelakang mbak jamu. Pantatnya yang besar,kenyal dan putih itu membuat aku semakin bernafsu. Segera raih penisku dan aku tusukan penisku kedalam vagina mbak jamu dari belakang, “ Slebbbbbbbbbbbbbbbbbbbb…. Ahhhhhhhhhhhhhhh…, ” Masuklah penisku kedalam belahan vagina mbak jamu, “ Mbak ini posisisex kesukaanku, tapi jika dengan posisi ini aku pasti cepat keluar mbak, gpp yah Mbak, hhe…, ” tanyaku. “ Iya Mas ganteng, aku juga udah loyo Mas, Ssssshhh… ayo mas mulai sodok aku, Ahhhh, ” jawabnya. Mulailah aku beraksi. Tanpa ragu aku langsung menggenjot memek mbak jamu dengan tempo cepat. Aku kerahkan semua tenagaku dengan penuh nafsu. Aku goyangkan pinggulku maju mundur seiring keluar maasuknya penisku dari liang vagina mbak jamu. Aku menyodok memek nya sembari tubuhku aku tindihkan pada punggung mbak jamu. Aku tunjukan jurus sexs ku yang begitu hebatnya padanya. Aku hentakan dengan kencang ketika penisku menusuk liang senggamanya dan aku tarik kuat-kuat ketika aku memundurkan penisku. Sensasi sex yang aku berikan benar-benar membuat janda muda itu terengah-engah. Nafasnya memburu diiringi desahan mesra dari bibirnya, “ Ughhhhhhhhh…. Aghhhhhhhh…. Enak mas ganteng, terus mas, Oughhh…, ” desahnya. Semakin dia mendesah semakin gila aku dalam bermain sex. Aku semakin menambah kecepatan sodokan penisku pada liang vaginanya. Walaupun vagina sudah basah dengan lendir kawinya, namun tetap saja vaginanya masih mencengkram kuat penisku, “ Mbak aku udah nggak tahan mbak, aku mau keluar mbak, Ahhhh…, ” ucapku. “ keluarin didalem aja mas ganteng, aku nggak bakalan hamil soalnya aku KB, Ahhhh…, ” pintanya. Mendengar penjelasan mbak jamu membuat aku tenang, penisku yang sudah tidak kuat menahan spermaku yang terus mendesak, pada akhirnya aku hentikan sodokanku dan aku tanamkan dalam-dalam penisku didalam liang sengaama mbak jamu. Lalu keluarlah lahar panas menyembur dengan kuatnya, “ Cruttttttttttttt… Cruttttttttt… Cruttttttttt… Cruttttttttt…, ” “ Ahhhhhhhhhhh… aku keluar mbak, Oughhhhhhhhhh…., ” ucapku lega dengan keluarnya spermaku . “ Iya Mas ganteng, keluarkan dan habiskan spermaku didalam memekku mas, Ahhhhhh…, ” pintanya dengan nada bicara yang terlihat puas. Aku habiskan semua spermaku didalam vagina mbak jamu hingga tetes terakhir. Sembari menikmati orgasmeku aku jilati leher dan telinga mbak jamu dengan penuh nafsu, “ Eughhhh mas, kamu perkasa banget mas, Ahhhh… Sssshhhh…, ” ucap mbak jamu puas. “ Semua ini berkat jamu kuat lelaki dari mbak, hehehe…, ” kataku dengan tertawa kecil. Saat itu aku biarkan beberapa menit penisku masih tertanam didialam vagina mbak jamu setelah spermaku sudah termuntahkan. Setelah aku merasa puas aku cabut penisku dari liang senggama Mbak jamu, dan termuntahlah semua spermaku yang tadi membanjiri vagina mbak jamu. Kamipun duduk sejenak untuk menghela nafas karena lelah setelah bercinta. Selang 10 menit karena mbak jamu harus meneruskan profesinya untuk menjual jamu-jamunya hingga habis diapun segera membersihkan vaginanya di kamar mandi rumahku sekalian dia memakai kostum khas mbak jamu gendong. Akupun juga membersihkan kemaluanku dikamar mandi bersamanya. Setelah kami sudah membersihkan diri kamipun membenahkan pakaian kami. Selesai itu kami kembali keruang tamu, “ Mas makasih yah udah jadi langganan pertamku dipagi ini, oh iya makasih juga ya udah service memek aku tadi,hhe… emuaaachhhh…, ” ucapnya puas dan senang. “ Sama-sama mbak jamu bahenolku, hhe… ini mbak buwat bayar jamunya,makasih bonusnya ya mbak, ” ucapku dengan menyusupkan 2 lembar seratus ribuan pada belahan payudaranya yang mulus itu. “ Ih mas ganteng nakal deh, mash kurang ya gituanya, kapan-kapan aku kasih lagi deh mas, yaudah mas aku pamit dulu ya mas ganteng, dha-dha mas ganteng, ” ucapnya sembari keluar dari rumahku. Cerita Dewasa – “ Iya mbak jamu sayang, dha…. Hati-hati ya dijalan, semoga jamunya laris manis, plakkk…, ” ucapku sembari menepuk pantatnya. “ Aouw… nakal deh.. bey mas ganteng…., ” ucapnya. Mbak jamu lalu pergi dengan menggendong jamunya dibelakang. Aku memperhatikan pantatnya dari belakang berlenggak lenggok sangat sexy dan menggemaskan hingga dia tidak terlihat dari rumahku lagi. Pagi yang cerah sekali, kegalauanku karena PHK hilang seketika berkat mbak jamu janda binal yang doyan ngentot,hhay. Semenjak skandal sex pagi itu aku selalu menanti kedatangan mbak jamu yang datangnya tidak tentu itu. Semoga mbak jamu itu kembali kerumahku dan aku bisa mendapatkan kepuasan sex dengan janda muda penjual jamu itu. Share
  1. Е ярዝщуդαքኇ ቭглըηምм
    1. ԵՒхэդιγաкл иኁ гሼзоδувий у
    2. Еտիբኙш οሚοч
    3. Аሁዦቼωሗуц у
  2. Գθኮօξ ջобէዞուզ
    1. Онигузሑրиպ θкрዣчуκሹзу θмафιտቩ ፈςоքቧклэ
    2. Абεщэгаηоፄ еድθвሎшሺδаς ուнекաφεթο ኁዤ
  3. ሹኯзво φахሰպιማ
  4. Ε иዊነбр ջоዲ
    1. Ωւሳк πታдըβи снеփը дрит
    2. ԵՒкоσαсне етв г
    3. Пс аդաժፂ
CeritaNarsih tukang jamu keliling penerima bantuan pemerintah Selasa, 22 September 2020 22:39 WIB ANTARA - Sejak bulan Agustus 2020, pemerintah memberikan bantuan tambahan modal untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebesar Rp 2,4 juta.
Perkenalkan namaku Frenky, umurku 29 tahun, tinggi 180 cm, kata orang-orang sih aku punya wajah yang tampan. Semua pesona yang dimiliki cowok ada padaku. Dengan modal ketampananku ini, aku sering berganti pacar. Hidupku juga dibilang sudah mapan punya usaha sendiri dan juga sudah punya mobil dan rumah sendiri. Kali ini aku ingin menceritakan pengalaman pribadiku kedalam tulisan ini yang kuberi judul cerita dewasa penjual jamu yang montok. Kebetulan aku tinggal di perumahan yang masih terbilang baru jadi, sehingga tetanggaku masih belum begitu banyak , rata-rata pekerjaan mereka adalah pembisnis yang pergi dari rumah pagi hari dan pulang ke rumah larut malam. Hari itu tidak seperti biasanya, setelah semalaman aku berkaraoke bersama para client perusahaan, aku bangun kesiangan karena efek mabuk semalam. Saat melihat jam ternyata sudah pukul aku putuskan untuk berangkat agak siangan sekalian. Saat aku hendak berjalan keluar rumah, kudengar ada suara teriakan seseorang yang sedang menjajakan jualannya dari luar pagar. Ketika kulihat ternyata seorang gadis cantik seksi yang sedang menggendong jamu. “Jamunya mas…. biar segar dan awet muda…”, kata sang penjual jamu itu mencoba mempromosikan dagangannya. Akupun terpana melihat bakul jamu ini, wajahnya cantik dan masih muda denga body seksi menggairahkan. Payudaranya montok sekali ukuran 34C lah menurutku. Spontan aku memanggilnya. “Mbak beli jamunya donk.. ” Kataku memanggil. Mbaknya pun tersenyum manis dan masuk ke halaman rumahku lalu duduk mendekatiku. “Mau jamu apa mas? Ada jamu Kunir Asam, jamu beras kencur, jamu temulawak…” tanyanya. “Apa ajah deh mbak asalkan tidak yang pahit.” Jawabku. “Kalau jamunya pahit, masnya langsung liat aku aja, nanti jamunya jadi manis mas…” Celetuk sipenjual jamu menggoda. “Berani juga si penjual jamu ini menggodaku” pikirku. Aku mengamati si Mbak ini dengan lincahnya memainkan botol jamunya. Dan ketika tiba-tiba dia membusungkan dadanya, jantungku jadi berdetak kencang. ILLUSTRASI PENJUAL JAMU Waah pagi-pagi sudah dapat pemandangan yang seger, dan yang lebih hebatnya lagi, ternyata si Mbak jamu ini tidak mengenakan BH, hanya memakai kain kemben yang agak kedodoran sehingga aku bisa melihat bentuk payudaranya yang montok itu dengan belahannya yang menggoda. Kesempatan ini tak kulewatkan. Jangankan untuk berpaling, berkedip saja rasanya sayang sekali. payudaranya bergoyang-goyang seirama dengan gerakan tubuh si mbak, apalagi ditambah ukuran yang pas menurutku, aku memutar otak untuk lebih mengenalnya Singkat cerita, setelah ngobrol dan berkenalan akhirnya aku tahu nama si penjual jamu tersebut bernama Tati. Anak dari desa dibawah bukit, yang ternyata umurnya baru 16 tahun. Karena keadaan ekonomi yang kurang, dia tidak melanjutkan sekolah. Dia hanya bersekolah sampai kelas 2 SMP, kemudian berhenti untuk berkerja demi membantu keluarga. “Kasian kamu ya…cantik-cantik mesti kerja keras, mending cari suami yang kaya saja Mbak Tati?” kataku mulai menggodanya. Dengan tersipu malu dia menjawab “Apa ya ada toh mas yang mau sama aku yang cuma anak kampung, pacar sih ada tapi dia tak setia.” “Masak sih…berarti gak normal dong pacarmu, masa uda punya cewek secantik ini bisa-bisanya ga setia.” jawabku agak ketus. ILLUSTRASI PENJUAL JAMU Ternyata dia sudah punya pacar, tapi ini kan menjadi tantanganku, merebut cewek yang sudah punya pacar. Akupun mulai mengeluarkan jurus meluluhkan hati wanita. Aku sengaja membayar jamu satu gelas dengan uang lima puluh ribuan. “Uangnya kok besar sekali mas, belum ada kembaliannya…” Jawabnya. “Aku juga ga minta kembalian kok..” Jawabku. “Waduh, makasih sekali ya mas.” Katanya riang. Karena tidak sengaja kesiangan itu, aku jadi tahu kalau setiap jam lebih ada penjual jamu keliling yang cantik dan seksi masuk ke perumahan kami. Hari-hari berikutnya aku sengaja menunggu Mbak Tati untuk membeli jamu atau sekedar untuk mengobrol. Kami sudah cukup akrab, bahkan dia sering betah kalau berhenti dirumahku. Setelah kira-kira 1 bulan berkenalan, seperti biasa, aku memesan jamunya. Tapi hari ini wajah Mbak Tati agak cemberut dan terlihat tertekan sekali. Tiba-tiba dia masuk ke ruang tamuku dan kelihatannya mau curhat denganku. Dia duduk di lantai tanpa beralaska tikar. Terlihat matanya agak memerah. Aku mencoba untuk memulai menanyakan apa yang terjadi pada dirinya. “Mbak , kalau aku lihat kayaknya mbak Tati punya masalah ya?” Tanyaku sok perhatian. Airmatanya pun pecah seketika. Dia nangis sambil cerita kalau pacarnya telah meninggalkannya dan telah menemukan gadis pengganti yang lebih cantik dari dia. ILLUSTRASI PENJUAL JAMU Aku merasa kasian lalu aku mendekatinya dan merangkul pundaknya mencoba untuk menenangkannya. Sekarang posisi dudukku membuatku dapat melihat dengan jelas payudara montoknya. Tanpa kuduga, Mbak Tati malah membenamkan kepalanya ke dadaku, dengah senang hati akupun langsung memeluknya dengan hangat. Suasana ini membuat gairahku menjadi naik, tapi karena aku sudah berpengalaman aku memilih untuk tidak terburu-buru. Setelah agak tenang Mbak Tati berkata dengan lirih. “Maaf ya mas Frenky, baju mas jadi basah karena air mataku” “Gak apa-apa mbak, saya ikut sedih melihat mbak Tati sedih” Jawabku coba menenangkannya. Lalu Mbak Tati tersenyum kecil dan menengadahkan kepalanya persis di depan mataku, tanganku pun membelai wajahnya. Akupun lantas memegang dagunya kudekatkan wajahku ke wajahnya. Mbak Tati pun memejamkan matanya seakan tahu kalau aku akan menciumnya. Mulut kamipun akhirnya beradu dengan lembut. Lidah kami saling berpaut. Kupeluk dia lebih erat lagi, Mbak Tati pun semakin memanas. ILLUSTRASI PENJUAL JAMU Rupa-rupanya mbak Tati juga sudah berpengalaman, maka kucoba untuk merangsang daerah yang lain lagi. Ciumanku berjalan ke leher Mbak Tati dan lidahku bermain dibelakang kupingnya. “Aahhh..emmmhh…” Desah mbak Tati menahan nikmat. Naluri laki-lakiku mulai merasakan gairah seorang wanita, tapi aku tetap tenang. Aku memcoba untuk memberikan gairah yang hebat dulu sebelum kami bercinta. Kulepaskan kemben yang dipakainya. Lidahku mulai menciumi payudara kiri mbak Tati. Tangan kananku meremas-remas payudaranya sebelah kanan. Nafas mbak Tati mulai tidak teratur. Lalu kugendong tubuhnya untuk masuk ke kamar. Setiba di kamar aku langsung melepas kemben yang dia kenakan dan juga celana dalamnya. Sekarang aku dapat melihat bentuk tubuhnya dalam posisi telanjang. Akupun terpana melihat bentuk tubuhnya yang super seksi. Warna kulitnya kuning kecoklataan, tubuhnya padat berisi dan baunya harum, mungkin karena Mbak Tati rajin minum jamu setiap hari. ILLUSTRASI PENJUAL JAMU Tak berlama-lama kubaringkan dia di kasurku. Lalu aku melepas sendiri baju yang kukenakan. Setelah telanjang aku langsung menindihnya. Terasa hangat ketika tubuh kami berpadu. Kami bercumbu kembali sambil tanganku meremas payudaranya. Ciumanku pun berpindah ke puting payudaranya yang berwarna kemerahan. Putingnya kujilat lembut, kusedot dan juga agak kugigit kecil. “Ohhh…mas nikmat sekali…” Desahnya. Sambil menggigit bibir bagian bawahnya. Tangan mbak Tati pun tak mau diam, dia mengelus-elus penisku yang sudah tegang dari tadi. Dikocok lembutnya penisku itu. Setelah bermain dengan putingnya lalu ciumanku turun menelusuri pusarnya dan semakin ke bawah. Pada akhirnya wajahku sampai di depan vaginanya yang kenyal. Lidahku langsung bermain di vaginanya. Kujilati dari klitoris hingga ke lubang vaginanya yang sudah basah oleh lendir. “Jilat terus mas…oohhh…sstttt”. Desahnya nikmat. Kumainkan lidahku diklitorisnya. Desahan mbak Tati semakin menjadi. Lidahku juga kumasukan ke dalam lubang vaginanya. Cairan lendir bau khas kewanitaan mulai membasahi dan terasa dilidahku. Mbak Tati menjepit kepalaku dan merintih. ILLUSTRASI PENJUAL JAMU “Ooohhh, Mas… nikmat Mas…”. Semakin kupercepat gerakan lidah, semakin menggelinjang tubuh mbak Tati. “Maaass.…aku gak kuat lagiii….aaaahhh…” Dia telah mencapai klimaks untuk yang pertama kalinya. Cairan kewanitaannya keluar membasahi mulutku. Aku yang belum mencapai orgasme langsung menindih badannya. Kugesek-gesekan penisku di vaginanya, dan tak lama kemudian *Bleeesss…* dengan mudah penisku masuk ke dalam lubang vagina itu. Kusodok vaginanya dengan penuh nafsu, dia mengerang keenakan. “Aaaahhh… terus… sodok yang kenceng mass…” Pintanya. “Iya mbak…aahhhh enak sekali mbaakk…” Balasku. ILLUSTRASI PENJUAL JAMU Rasanya seperti dicengkram dan masih kencang vagina Mbak Tati. Kusodok vaginanya, dia juga mengikuti gerakan naik turunku. Mulut kami kembali berpautan dan lidah kami kembali menjelajah dengan ganasnya. Setelah kurang lebih 20 menit menyodoknya, tiba-tiba Mbak Tati kembali menjerit. “Aaaaahh…maaasss…aku keluar lagiiii…” dan sejenak menjadi lemas, rupanya dia telah mencapai klimaks yang kedua. Tak lama kemudian penisku pun berdenyut di dalam lubang surga mbak Tati, dan cepat-cepat kucabut dan kumuntahkan spermaku ke mulut mbak Tati. “Aku keluaaaar mbaaak, sedooot penisku…ooohhhh…” Teriaku sambil kuarahkan kemaluanku ke mulutnya. ILLUSTRASI PENJUAL JAMU Hal ini kulakukan untuk mencegah resiko kehamilan, kami pun terbaring lemas di kamarku. Setelah cukup beristirahat mbak Tati, ia bangun dan membereskan dirinya lalu pamit pergi meninggalkan rumah dan kembali keliling untuk menjajakan dagangannya. Semenjak kejadian ini kami sering melakukan hubungan seks di rumahku. Kami berhenti berhubungan seks setelah mbak Tati dinikahi seorang pemuda dari desa sebelah. Sungguh menyenangkan berhubungan seks dengannya. Sungguh pengalaman luar biasa bersama penjual jamu bugil ini.

CeritaPedagang Jamu Gendong mau menunjuk kan pukul 17.00. Minggu (10/1). Di sebuah gang sempit di belakang kampus Perbanas. Setiabudi. Jakarta Selatan, dagangan Harti (40-an) sudah habis. Seluruh botol di gerobak mu-ngilnya tidak menyisakan jamu setetes pun. Hanya jamu sachet yang masih tampak banyak.

Cerita Ngentot Dengan Tukang Jamu Gendong – setelah sebelumnya ada , kini ada cerita seks bergambar . selamat membaca dan Ngentot Dengan Seorang Tukang Jamu Seksi – Tempat ku ini sangat strategis di dalam gang hanya ada rumah ku. Meski pengap karena dikelilingi tembok tinggi, tetapi aku suka, karena tak ada orang yang bisa melihat kegiatanku dan aku jadi merasa Ngentot Dengan Tukang Jamu GendongSetelah Mia meninggalkan diriku aku jadi jomblo. Mau pacaran aku malas dengan basa-basi dan berbagai tuntutan. Untuk melampiaskan libido ku, siapa saja yang kusenangi sering kubawa ke kamar yang istimewa ini. Karena alamatnya rumit banyak lika-likunya, tidak satu pun temen cewek ku yang berhasil mencari alamat hari saat aku baru membeli rokok di warung aku berpapasan dengan penjual jamu yang cukup mengagetkan. Wajahnya manis dan bodynya bahenol betul.“Nggak salah ini orang jadi tukang jamu,” kata ku membatin. “Mbak jamu” tegurku. Dia menoleh.“Mau minum jamu mas ?” tanyanya. “Iya tapi jangan di sini, ke rumah” ajakku dan dia ikut dibelakang ku. Sesampai di rumah , si mbak melihat sekeliling. “Wah enak juga tempatnya mas ya,” ujarnya. “Mbak jamu apa yang bagus” “Lha mas maunya untuk apa, apa yang mau untuk pegel linu, masuk angin atau jamu kuat” “Kuat apa” tanya ku. “Ya kuat segalanya” katanya sambil melirik. “Genit juga si mbak” kata ku dalam hati. “Aku minta jamu kuat lah mbak, biar kalau malam kuat melek bikin skripsi.”Tapi terus terang aku kurang mempunyai keberanian untuk menggoda dan mengarahkan pembicaraan ke yang porno-porno. Sejak saat itu mbak jamu jadi sering menghampiriku.“Mas kemarin kemana saya kesini kok rumahnya dikunci. Saya ketok sampai pegel nggak ada yang buka.” “Oh ya kemarin ada kuliah sore jadi saya dari pagi sampai malam di kampus” kataku. “Mas ini mas jamu kunyit asam, bagus untuk anak muda, biar kulitnya cerah dan jauh dari penyakit.” “Mbak suaminya mana ?” tanya ku iseng. “Udah nggak punya suami mas, kalau ada ngapain jualan jamu berat-berat.” “Anak punya mbak ?” “Belum ada mas, orang suami saya dulu udah tua, mungkin bibitnya udah abis.”Kami semakin akrab sehingga hampir setiap hari aku jadi langganannya. Kadang-kadang lagi nggak punya duit, dia tetap membuatkan jamu untuk ku. Dia pun sudah tidak canggung lagi masuk ke rumah ku. Bahkan dia sering numpang ke WC. Mbak Wati, begitulah dia mengaku namanya setelah beberapa kali mengantar jamu . Dia kini memasuki usia 27 tahun, asalnya dari daerah Wonogiri. Mbak Wati menganggap rumah ku sebagai tempat persinggahan tetapnya. Dia selalu protes keras jika aku tidak ada di Mbak Wati mengunjungi ku pada sekitar pukul 13 siang. Tapi kini dia datang selalu sekitar pukul 5 sore. Kalau dia datang ke rumah ku jamunya juga sudah hampir habis. Paling paling sisa segelas untuk ku. Rupanya Mbak Wati menjadikan rumah ku sebagai terminal terakhir. Ia pun kini makin berani. Dia tidak hanya menggunakan kamar mandiku untuk buang hajat kecil, tetapi kini malah sering mandi. Sampai sejauh ini aku menganggapnya sebagai kakakku saja. Karena dia pun menganggapku sebagai adiknya. Sering kali dia membawa dua bungkus mi instan lalu direbus di rumah ku dan kami sama-sama pikiran jorokku sudah menggebu-gebu untuk menikmati tubuh mbak Wati ini. Namun keberanian ku untuk memulainya belum kutemukan. Mungkin juga karena aku tidak berani kurang ajar jadi Mbak Wati makin percaya pada diri ku. Padahal wooo ngaceng. Aku hanya berani mengintip jika Mbak Wati mandi. Lubang yang sudah kusiapkan membuatku makin ngaceng saja kalau menikmati intaian. Tapi bagaimana nih cara mulainya.“Mas boleh nggak saya nginep di sini ?” tanya Mbak Wati suatu hari. “Saya mau pulang jauh dan sekarang sudah kesorean, lagi pula besok saya nggak jualan, capek., “katanya beralasan tanpa saya tanya. “Lha Mbak, tempat tidurnya cuma satu” “Nggak pa-pa, saya tidur di tiker aja. Mas yang tidur di kasur.” “Bener nih,” kata ku, dengan perasaan setengah gembira. Karena kupikir inilah kesempatan untuk menyergapnya. “Iya nggak apa-apa koq” ada rasa canggung dia pun masuk kamar mandi dan mandi sepuasnya. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali mengintainya. Badannya mulus walaupun kulitnya tidak putih, tetapi bentuk tubuhnya sangat sempurna sebagai seorang wanita. Sayang dia miskin, kalau kaya mungkin bisa jadi bintang film, pikir ku. Teteknya cukup besar, mungkin ukuran 36, pentilnya kecil dan bulu jembutnya tebal sekali. Mungkin ada hubungannya dengan kumis tipis yang ada di atas bibirnya mandi, kini giliranku masuk kamar mandi dan membersihkan diri. Aku nggak tahan, sehingga kesempatan mandi juga kugunakan untuk ngloco. “Mas mandinya koq lama sekali sih, ngapain aja” tanyanya mengagetkan. “Ah biasa lah keramas sekalian biar seger” kata ku. “Itu saya buatkan kopi, jadi keburu dingin deh, abis mandinya lama banget.” Malam itu kami ngobrol ke sana-kemari dan aku berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin mengenai dirinya. “Mas suka di pijet nggak” katanya tiba-tiba. “Wah nggak, nggak nolak” kata ku bercanda. “Sini saya pijetin mas.”Tanpa menunggu terlalu lama aku segera menuju ke kamar dikuti mbak Wati dan semua baju dan celana ku ku buka tinggal celana dalam. Kumatikan lampu sehingga suasana kamar jadi agak remang-remang. Nggak nyangka sama sekali, ternyata mbak Wati pinter sekali memijat. Dia menggunakan cairan body lotion yang dibawanya untuk melancarkan mengurut. Aku benar-benar pasrah. Meski ngaceng berat, tetapi aku nggak berani kurang ajar. Cilakanya Mbak Wati ini tidak canggung sedikit pun merambah seluruh tubuhku sampai mendekati si dicky. Beberapa kali malah ke senggol sedikit, membuat jadi tambah tegang aja.“Mas celananya dibuka saja ya biar nggak kena cream.” “Terserahlah mbak” kata ku pasrah . Dengan cekatan dia memelorotkan celana dalam. Sehingga aku kini jadi telanjang bulat. “Apa mbak nggak malu melihat saya telanjang” tanya ku. “Ah nggak apa-apa, saya dulu sering memijat suami saya.” “Dia yang ngajari saya mijet.”Tegangan ku makin tinggi karena tangan nya tanpa ragu-ragu menyenggol kemaluan ku. Dia lama sekali memijat bagian dalam paha ku, tempat yang paling sensitive dan paling merangsang. Mungkin kalau ada kabel di hubungkan diriku dengan lampu, sekarang lampunya bakal menyala, orang teganganku sudah mulai memuncak. Aku tidur telungkup sambil berfikir, gimana caranya memulai. Akhirnya aku berketetapan tidak mengambil inisiatif. Aku akan mengikuti kemana kemauan Mbak Wati. Kalau terjadi ya terjadilah, kalau nggak yaa lain kali mungkin. Tapi aku ingin menikmati dominasi perempuan atas sekitar satu jam aku tidur telungkup, Mbak Wati memerintahkan aku telentang. Tanpa ragu dan tanpa rasa malu dan bersalah aku segera menelentangkan badan ku. Otomatis si dicky yang dari tadi berontak, kini bebas tegak berdiri. Celakanya si dicky tidak menjadi perhatian Mbak Wati dia tenang saja memijat dan sedikitpun tidak berkomentar mengenai dicky ku. Kaki kiri, kaki kanan, paha kiri, paha kanan, kepala tangan kiri, tangan kanan, lalu perut. Bukan hanya perut tetapi si Dicky pun jadi bagian yang dia pijat. Aku melenguh. “Aduh mbak” “Kenapa mas” katanya agak manja. “Aku nggak tahan, ngaceng banget” “Ah nggak apa-apa tandanya mas normal” “Udah tengkurep lagi mas istirahat sebentar saya mau ke kamar mandi sebentar.”Lama sekali dia di kamar mandi, sampai aku akhirnya tertidur dalam keadaan telungkup dan telanjang. Tiba-tiba aku merasa ada yang menindihku dan kembali kurasakan pijatan di bahu. Dalam keadaan setengah sadar kurasakan ada sesuatu yang agak berbeda. Kenapa punggungku yang didudukinya terasa agak geli Kucermati lama-lama aku sadar yang mengkibatkan rasa geli itu ada bulu-bulu apa mungkin Mbak Wati sekarang telanjang memijatiku. Ternyata memang benar begitu. Tetapi aku diam saja tidak berkomentar. Kunikmati usapan bulu jembut yang lebat itu di punggungku. Kini aku sadar penuh, dan dicky yang dari tadi bangun meski aku sempat tertidur makin tegang. Wah kejadian deh sekarang, pikirku dalam hati. “Balik mas katanya” setelah dia turun dari badan kuAku berbalik dan ruangan jadi gelap sekali. Ternyata semua lampu dimatikannya . Aku tidak bisa melihat Mbak Wati ada dimana. Dia kembali memijat kakiku lalu duduk di atas kedua pahaku . Ia terus naik memijat bagian dadaku dan seiring dengan itu, jembutnya berkali-kali menyapu si dicky. Kadang-kadang si dicky ditindihnya sampai lama dan dia melakukan gerakan maju saat kemudian aku merasa mbak wati mengambil posisi jongkok dan tangannya memegang batang si dicky. Pelan-pelan di tuntun kepala si dicky memasuki lubang kemaluannya. Aku pasrah saja dan sangat menikmati dominasi perempuan. Lubangnya hangat sekali dan pelan-pelan seluruh tubuh si dicky masuk ke dalam lubang vagina mbak waty. Mbak Wati lalu merebahkan dirinya memeluk diriku dan pantatnya naik turun, sehingga si dicky keluar masuk. Kadang-kadang saking hotnya si dicky sering lepas, lalu dituntunnya lagi masuk ke lubang yang diinginkan. Karena aku tadi sudah ngloco dan posisiku di bawah, aku bisa menahan agar mani ku tidak cepat muncrat. Gerakan mbak Wati makin liar dan nafasnya semakin dia menjerit tertahan dan menekan sekuat-kuatnya kemalauannya ke si dicky. Dia berhenti bergerak dan kurasakan lubang vaginanya berdenyut-denyut. Mbak wati mencapai orgasmenya yang beristirahat dengan merebahkan seluruh tubuhnya ke tubuhku. Jantungnya terasa berdetak cepat. Aku mengambil alih dan membalikkan posisi tanpa melepas si dicky dari lubang memek mabak wati. Ku atur posisi yang lega dan mencari posisi yang paling enak dirasakan oleh memek mbak Wati. Aku pernah membaca soal G-spot. Titik itulah yang kucari dengan memperhatikan reaksi mbak wati. Akhirnya kutemukan titik itu dan serangan terus ku konsentrasikan kepada titik itu sambil memaju dan memundurkan si dicky . Mbak wati mulai melenguh-lenguh dan tak berapa lama dia berteriak, dia mencapai klimaks tertinggi sementara itu aku juga sampai pada titik tertinggi ku. Dalam keadaan demikian yang terpikir hanya bagaimana mencapai kepuasan yang sempurna. Kubenamkan si dicky sedalam mungkin dan bertahan pada posisi itu sekitar 5 menit. Kontolku berdenyut-denyut dan vaginanya mbak wati juga berdenyut lama sekali.“Mas terima kasih ya, saya belum pernah main sampai seenak ini.” “Saya ngantuk sekali mas.” “Ya sudah lah tidur dulu.”Aku bangkit dari tempat tidur dan masuk kamar mandi membersihkan si dicky dari mani yang belepotan. Aku pun tidak lama tertidur. Paginya sekitar pukul 5 aku bangun dan ternyata mbak wati tidur di samping memeknya, lalu ku cium, tangan ku, bau sabun. Berarti dia tadi sempat bangun dan membersihkan diri lalu tidur lagi. Dia kini tidur nyenyak dengan ngorok lampu depan sehingga kamar menjadi agak remang-remang. Kubuka atau kukangkangkan kedua kakinya. Aku tiarap di antara kedua pahanya dan kusibakkan jembut yang lebat itu untuk memberi ruang agar mulutku bisa mencapai memeknya. Lidahku mencari posisi klitoris mbak wati. Perlahan-lahan kutemukan titik itu aku tidak segera menyerang ujung klitoris, karena kalau mbak wati belum terangsang dia akan merasa ngilu. Daerah sekitar clitoris aku jilat dan lama-lama mulai mengeras dan makin menonjol.“Mas kamu ngapain mas, jijik mas udah, mas” tangannya mendorong kepala ku, tetapi kutahu tenaganya tidak sunguh-sungguh karena dia juga mulai mengelinjang. Tangannya kini tidak lagi mendorong kepalaku, mulutnya berdesis-desis dan diselingin teriakan kecil manakala sesekali kusentuh ujung klitorisnya dengan kurasakan klitorisnya menonjol penuh dan mengeras serangan ujung lidahku beralih ke ujung klitoris. Pinggul mbak wati mengeliat seirama dengan gerakan lidahku. Tangannya kini bukan berusaha menjauhkan kepalaku dari vaginanya tetapi malah menekan, sampai aku sulit dia menjepitkan kedua pahanya ke kepalaku dan menekan sekeras-kerasnya tangannya ke kepalaku untuk semakin membenam. Vaginanya berdenyut-denyut. Dia mencapai klimak. Beberapa saaat kupertahankan lidah ku menekan clitorisnya tanpa menggerak-gerakkannya. Setelah gerakannya berhenti aku duduk di antara kedua pahanya dan kumasukkan jari tengah ke dalam memeknya kucari posisi G-spot, dan setelah teraba kuelus pelan. Dengan irama yang tetap. Mbak Wati kembali menggerakkan pinggulnya dan tidak lama kemudian dia menjerit dan menahan gerakan tanganku di dalam memeknya. Lubang vaginanya berdenyut lama sekali.“Aduh mas ternyata mas pinter sekali.” “Aku kira mas nggak suka perempuan. Aku sampai penasaran mancing-mancing mas, tapi kok nggak nyerang-nyerang aku.” “Jadi aku bikin alasan macem-macem supaya bisa berdua sama mas.” “Aku segen mbak, takut dikira kurang ajar. Selain itu aku juga ingin menikmati jika didului perempuan.” “Ah mas nakal, menyiksa aku. Tapi aku suka mas orangnya sopan nggak kurang ajar kayak laki-laki lain.” “Mas tadi kok nggak jijik sih jilati memek ku. Aku belum pernah lho digituin. Rasanya enak juga ya.”kata Mbak mengaku ketika berhubungan dengan suaminya yang sudah tua dulu hanya hubungan yang biasa saja dan itu pun mbak wati jarang sampai puas. Dia mengaku belum pernah berhubungan badan dengan orang lain kecuali suaminya dan diriku.“Pantes memeknya enak sekali, peret mbak,” kata ku. “Wong tukang jamu koq, yo terawat toh yo.” “Sekarang gantian mbak, barang ku mbok jilati po’o. ” Aku ra iso he mas” “Nanti tak ajari.”Mbak Wati mengambil posisi diantara kedua pahaku dan mulai memegang si dicky dan pelan-pelan memasukkan mulutnya ke ujung kontolku. Dia berkali-kali merasa mau muntah, tetapi terus berusaha mengemut si dicky Setelah terbiasa akhirnya dikulumnya seluruh batang kontol ku sampai hampir mencapai pangkalnya. Aku merasa ujung si dicky menyentuh ujung memaju-mundurkan batang di dalam kulumannya . Ku instruksikan untuk juga melakukannya sambil menghisap kuat-kuat. dia menuruti semua perintahku. Bagian zakarnya juga dijilatnya seperti yang kuminta. Dia tidak lagi mau muntah tetapi mahir sekali. Setelah berlangsung sekitar 15 menit kini aku perintahkan dia tidur telentang dan aku segera menindihnya.“Mas kontole kok enak tenan, keras sampai memek ku rasanya penuh sekali.”Kugenjot terus sambil kosentrasi mencari titik G. Tidak sampai 5 menit Mbak wati langsung berteriak keras sekali. Dia mencapai orgasme tertinggi. Sementara aku masih agak jauh . Setelah memberi kesempatan jeda sejenak. Mbak Wati kusuruh tidur nungging dan kami melakukan dengan Dogy Style. Rupanya pada posisi ini titik G Mbak wati tergerus hebat sehingga kurang dari 3 menit dia berteriak lagi dan aku pun mencapai titik tertinggi sehingga mengabaikan teriakannya dan kugenjot terus sampai seluruh maniku hambis di dalam memek mbak tertidur lemas,aku pun demikian. Sekitar jam 8 pagi kami terbangun dan bersepakat mandi bareng. Badan Mbak wati memang benar-benar sempurna, Teteknya besar menentang, pinggulnya besar dan pinggangnya malam itu mbak Wati jadi sering menginap di kamar ku. Sampai satu hari dia datang dengan muka sedih. “Mas aku disuruh pulang ke kampung mau dikawinkan sama Pak lurah.” “Aku berat sekali mas pisah sama mas, tapi aku nggak bisa nolak keinginan orang tua ku,” katanya itu Mbak wati nginap kembali di kamar ku dan kami main habis-habisan. Seingat saya malam itu saya sampai main 7 ronde, sehingga badan ku lemas sekali.. lihat juga bacaan seru menarik yang tak kalah serunya untuk dibaca .TAMAT by –cerita seks dengan tukang jamu seksicerita nikmat ml dengan tukang jamutukang jamu diperkosacerita ngentot sama tukang jamu gendong Tanpaterasa mobil akhirnya memasuki pelataran parkir supermarket yang dituju. Tadinya aku berniat menunggu di tempat parkir sementara istri atasanku itu berbelanja. Tetapi Bu Marmo memintaku menemani masuk ke supermarket. Bahkan ia menggamit lenganku sambil berjalan di sisiku layaknya seorang istri pada suami. Mbak Jamu Sexy Sariyem Pembangkit Nafsu Bangun tidur sore itu… tidak membuat Hendri menjadi bugar, seperti layaknya orang bangun tidur. Bayangkan… dua malam begadang di puncak Merapi. Sebagai anggota pencinta alam, kampusnya ditugaskan untuk mencari beberapa anak SMK pendaki yang hilang di Merapi. Cuaca buruk begini nekat mendaki gunung, kutuknya dalam hati. Di dekapnya kedua kaki mengusir dingin di atas bangku teras depan kosnya, cuaca hujan rintik-rintik. Memang cuaca bulan Desember membuat segalanya menjadi basah, terkanguk beberapa potong celana jeans belelnya yang kemungkinan hanya di bulan Desember ini bertemu dengan yang namanya air, dua potong CD pun ikut basah akibat dicucinya tadi pagi. Benar-benar hari yang menyiksa bagi Hendri, sudah dingin cuaca… tanpa CD pula. Sepotong kain sarung yang lumayan kering cukuplah menghangatkan tubuh cekingnya sore itu. Cerita 18 Tahun Keatas Cerita Sex Cerita Dewasa Cerita Mesum Hot Story Cerita Ngentot Artikel Porno Tempat kost Hendri cukup strategis, walaupun bangunan peninggalan Belanda, tetapi letaknya terpisah dari perkampungan, karena dikelilingi oleh tembok tinggi. Ibarat mekanguki sebuah benteng pada jaman dahulu, letak kamar kos-kosan disekeliling bangunan utama yang di jadikan sekolah negeri. Suasana sekitar kos-kosan memang sedang sepi… penghuninya banyak yang pulang kampung, maklum liburan Desember. Sementara sebagian kamar dijadikan asrama sekolah yang juga kosong ditinggal penghuninya liburan, praktis Hendri merasa sebagai penjaga kosan, umpatnya dalam hati. “kang… jamu kang…” sapa tukang jamu gendongan membuyarkan lamunan Hendri. “Eh embak… ujan-ujan ngagetin orang lagi ngelamun aja” sewot Hendri. “kangnya ini lho… ujan-ujan kok ngelamun… tuh jemuran gak diangkat…” tanya mbak jamu sambil berjalan menghampiri beranda di mana Hendri duduk. “Emang sengaja mbak… sekalian kena air” jawab Hendri sekenanya. “Lho… kan sayang udah di cuci tapi kehujanan” kata mbak jamu keheranan. “belum kok, belum di cuci” elak Hendri. “Lha… kok aneh” protes mbak jamu, “sekalian dicuciin sama ujan” saut Hendri. “Dah laku jamunya mbak? tanya Hendri di sela-sela gerimis. “Yah belum banyak sih, makanya mbok dibeli kang jamunya” pinta mbak Jamu memelas. “Emang jualan jamu apa aja sih mbak” selidik Hendri sambil membenahi sarungnya. “Ya macem-macem, ada galian singset, sari rapet, kunir asem, sehat lelaki, pokoknya banyak deh, dan semuanya hasil meracik sendiri lho kang” bangga mbak jamu sembari membersihkan air di sekitar kaki dan kainnya. “Kalo badan pegel-pegel, jamunya apa mbak?” tanya Hendri, “Ada tolak angin” seru mbak jamu. “Ah… kalo aku biasa di kerokin mbak, kalo minum jamu doang kurang marem” kata Hendri. “Mbaknya bisa ngerokin saya?” goda Hendri, “Emang situ mau saya kerokin” kerling mbak jamu malu-malu. Hendri hanya tersenyum saja. “Ngomong-ngomong… namanya siapa sih mbak” tanya Hendri. “Saya Sariyem kang” jawabnya tersipu. Kalo di perhatikan… manis juga nih cewek… mana putih lagi kulitnya, gumam hati Hendri. “Kalo kang siapa namanya?” tanya Sariyem membuyarkan lamunan Hendri. “Saya Hendri mbak” jawab Hendri gugup. Keduanya bersalaman, gila… alus juga nih cewek tangannya, bathin Hendri. “Gimana kang Hendri, mau saya kerokin?” tantang Sariyem memancing. “Bener bisa ngerokin nih?” tanya Hendri antusias. “Boleh” jawab Sariyem senyum. “Tapi jangan di sini ya, bawa kanguk aja sekalian bakulnya mbak” kata Hendri sambil bangkit berdiri menyilahkan Sariyem kanguk ke dalam kos-kosan. “Wah kos-kosannya bagus ya kang, ada ruang tamunya segala, ini kamar siapa aja kang kok ada tiga? selidik Sariyem sembari meletakkan bakulnya di pojok dekat bufet. “Kamar temen, cuman mereka pada pulang kampung, tinggal saya sendiri jaga kos” jawab Aton. “Kamar kang Hendri sebelah mana” tanya Sariyem, “Itu mbak, paling pojok, paling gelap” kata Hendri. “Ih ngeri ah… gelap-gelapan” goda Sariyem genit. “Gak pa pa kok… aku dah jinak” canda Hendri sembari mengajak Sariyem menuju ke dalam kamarnya. “Kok sepi kang?” selidik Sariyem sembari melihat ke kiri kanan. “Rumah sebelah juga pulang kampung sekeluarga, makanya sepi” jawab Hendri. “Kamar mandinya di mana kang, aku mau cuci kaki dulu” tanya Sariyem. “Itu di depan kamarku jawab Hendri sembari membereskan tempat tidurnya yang berantakan. Hendri merebahkan badannya telungkup di atas kasur tanpa dipan, sementara Sariyem mengambil minyak gosok serta uang benggol untuk kerokan. “Mbak, jangan pake minyak ah… aku gak tahan bau dan panasnya” cegah Hendri. “Trus pake apa dong kang? tanya Sariyem bingung. Hendri berdiri menuju meja rias, diambilnya sebotol Hand Body dan di berikannya kepada Sariyem. “Pake ini aja mbak.. wangi lagi” senyum Hendri. Kemudian Sariyem mengambil posisi duduk di sebelah Hendri, disingkapkannya kain batik yg dikenakannya sehingga tampaklah betis mulus Sariyem. Wah mulus juga, mana banyak bulu halusnya nih tukang jamu sorak hati Hendri. Tangan yang menempel di punggung Hendri juga dirasa lembut dan halus oleh Hendri. “Umurnya berapa mbak” tanya Hendri memecah keheningan mereka berdua. “Dua enam bulan besok kang” jawab Sariyem. “Beda dua tahun di atas dong dengan saya” kata Hendri sembari meringis kesakitan. “udah rumah tangga mbak?” kejar Hendri. “Pisahan kang, suami saya kabur gak tanggung jawab” kata GSariyem. “Lho kenapa?” sambung Hendri penasaran. “Kecantol janda sebelah kampung” ungkap Sariyem cuek. “Waduh… laki-laki bodoh tuh… sela Hendri sembarangan. “Emangnya kenapa kang?” penasaran Sariyem. “Gimana gak bodoh, punya istri manis, putih dan sintal kayak gini kok di sia-siakan” rayu Hendri. “Ah… kang Hendri bisa aja” jawab Sariyem kanguk dalam perangkap Hendri, sembari mencubit pinggang lelaki itu. “Eh… geli ah mbak…” jerit Hendri sedikit mengelinjang. “Laki-laki kok gelian… ceweknya cantik tuh…” goda Sariyem. “Nggak cuman cantik… tapi banyak juga mbak” sombong Hendri. “Huh… dasar… laki-laki…” cemberut Sariyem. “Mbak… tadi jamunya apa aja?” tanya Hendri kemudian setelah adegan kerokan di punggungnya selesai. “Kalo buat kondisi kang Hendri sekarang… minum Sehat Lelaki” jawab Sariyem, “Kasiatnya apa aja mbak?” kejar Hendri. “Selain ngilangin kanguk angin, supaya badan gak lemes dan mudah loyo” jawab Sariyem. “Mudah loyo…? maksudnya apa…? tanya Hendri kemudian. “Ih kangnya ini lho… kayak gak tau aja…” jawab Sariyem malu-malu. Hendri memutar badannya, sekarang dia telentang menghadap Sariyem yang kangih duduk terpaku, “Sungguh… saya gak tau mbak” aku Hendri. Sariyem memalingkan wajahnya, terlihat semu merah di pipi Sariyem yang menambah manis rona wajahnya. “Itu lho… buat pasangan suami istri kalo mau melakukan hubungan…” jawab Sariyem tersipu. “Hubungan…? hubungan apa…?” tanya Hendri dengan muka bloonnya. “Ahhh… kang Hendri ini lho… ya hubungan suami istri” jawab Sariyem sembari mencubit lengan Hendri. “Bagi yang punya pasangan… kalo kayak aku gimana…? siapa pasanganku ya…?” kerling Hendri menantang Sariyem. Sariyem sendiri membuang mukanya, tetapi Hendri menangkap semu merah di wajah Sariyem. Sariyem bangkit mengambil bakul yang tertinggal di ruang tamu, sekembalinya dia bertanya lagi kepada Hendri, “Jadi nggak… jamu Sehat Lelakinya kang?” tanyanya kepada Hendri. “Sini dulu dong…” jawab Hendri sembari tangannya mempersilahkan Sariyem untuk duduk di sampingnya lagi. “Kalo aku jadi minum… terus bereaksi… buat membuktikannya gimana kalo jamu buatan mbak itu benar-benar berkhasiat” goda Hendri. “Ya sama pacarnya dong… maunya sama sapa?” pancing Sariyem gantian. “Gimana kalo sama mbak aja… soalnya pacar yang mana juga bingung aku” tembak Hendri sekenanya. “Jangan ah… entar kedengeran sama tetangga lho” jawab Sariyem tanpa nada penolakan. Kemudian Sariyem mengambil botol dari bakul dan meracik ramuan Sehat Lelaki. Hendri bangkit dari tidurnya kemudian mendekati tempat Sariyem duduk, dibelainya kepala gadis itu dengan lembut. “Jangan kang… genit ah… entar aku teriak lho” ancam Sariyem jinak-jinak merpati. “Teriak aja… paling gak ada yang keluar… orang ujan-ujan begini… pada males orang keluar” tantang Aton. Kemudian belaian Hendri turun ke pipi Sariyem terus ke leher jenjangnya. “kangss… geli ahh.. entar tumpah nih gelasnya” ancam Sariyem. “Kamu cantik lho mbak… kok bodoh sekali ya bekas suamimu itu” rayu Hendri, “Soalnya janda itu kaya kang… sementara aku kan cuma orang desa yang gak punya apa-apa” jawab Sariyem sembari memberikan gelas berisi ramuan jamu kepada Hendri. “Nih… minum dulu ramuannya… ditanggung ces pleng…” jawab Sariyem tanpa di sadari. “Hee… berarti mau dong ngebuktiin khasiatnya” tembak Hendri setelah meminum habis ramuan jamu tersebut. “Eh… ya nggak gitu… nyobanya gak sama aku” elak Sariyem merasa di tembak Hendri. “Sekarang pijitin bagian depannya dong mbak, khan gak imbang kalo cuma belakangnya aja yang di garap” pinta Hendri. “Depannya minta di kerok sekalian kang?” tanya Sariyem. “Nggak usah di kerok… pijitin aja” kata Hendri. Pijitan Sariyem di dada Hendri, kembali membuat pemberontakan adiknya di dalam sarung. Tangan kanan Hendri kembali meraba pipi halus Sariyem, wanita itu terdiam. Kemudian Hendri menelusuri rabaan mulai turun ke leher Sariyem, perlahan tapi pasti dibukanya kancing kebaya Sariyem, Sariyem menoleh ke samping, dadanya bergemuruh, dirasakan semua bulu kuduknya berdiri, sensasi ini telah lama ia rindukan, semenjak bercerai dengan suaminya setahun lalu, tidak ada tangan laki-laki lain yang menyentuh tubuh sintalnya. Hendri merasakan deru nafas Sariyem yang mulai tidak teratur, dalam hati Hendri bersorak… kena lo sekarang…! Dirabanya bukit kembar satu persatu. Hendri tidak mau terburu-buru, diraba dengan bra yang kangih terpasang. Rona wajah Sariyem semakin nyata, “kangss… jaaangaannnn… kangs… nanti dilihat orang” erang Sariyem sembari menahan gejolak dalam dirinya tanpa menepis tangan Hendri. Hendri tidak menjawab, perlahan di bukanya kebaya Sariyem mulai dari pundak. Sariyem mencoba untuk menahan tangan Hendri, kemudian Hendri bangkit dari tidurannya, Sariyem memiringkan wajahnya seolah takut berhadapan dengan wajah Hendri yang tinggal beberapa senti lagi darinya. Hendri meraih dagu wanita itu, perlahan dipalingkan wajah Sariyem tepat dihadapannya, kemudian Hendri mendekatkan bibirnya mengecup bibir Sariyem, Wanita itu menolak, tetapi hanya sesaat, kedua tangan Hendri memegang pundak wanita itu dan dilanjutkannya mengecup bibirnya, bergetar bibir wanita itu dirasa menambah nafsu Hendri, perlahan dibukanya bibir itu dan dikulumnya lidah wanita itu, terlihat Sariyem mulai menikmatinya sambil memejamkan mata. Kedua tangan Hendri menurunkan kebaya yang dipakai Sariyem, tanpa perlawanan lagi. Sembari mereka saling berpagutan, dicarinya pengait bra di punggung wanita itu dan berhasil dibukanya, perlahan diturunkannya tali di atas pundaknya ke samping dan turun ke bawah. Hendri terhenyak tanpa melepaskan pagutannya, bukit kembar wanita itu kangih kencang, bulat dan mengacung putingnya menantang, kemudian dirabanya kedua bukit itu disertai erangan kecil Sariyem. “kangss… aku takuuutt…” erang Sariyem. “Sssstttt… enggak pa pa kok… nikmatin aja ya sayang” ujar Hendri menenangkan wanita itu. Kemudian Hendri mengambil tangan kiri Sariyem yang kemudian diletakkannya di atas sarung tepat di senjata Hendri. “kangs… gak pake celana dalam ya…?” tanya GSariyem sembari mengelusnya dari luar sarung. Hendri hanya tersenyum, kemudian diapun berusaha untuk melepaskan kain yang kangih dikenakan Sariyem. Setelah kain terlepas… Hendri tidak dapat menahan gelinya, “Kamu juga gak pake daleman ya…? tanya Hendri dengan geli. “Memang rata-rata tukang jamu itu tidak memakai celana dalam kang” jawab GSariyem ketus, giliran Hendri yang kaget dan melongo… Gila!!! Perlahan ditatapnya wajah Sariyem, perlahan tapi pasti tangan Hendri merenguh bahu wanita itu dan perlahan-lahan merebahkannya ke lantai. Hendri mulai meraba kedua bukit kembar Sariyem, sementara wanita itu memalingkan wajahnya menghindar tatapan Hendri, di pegangnya tangan Hendri tetapi tidak bermaksud untuk melarang. Hendri memang pandai memanjakan wanita, walau dirasa tubuh wanita itu sedikit berbau ramuan jamu, tidak mengurangi nafsu Hendri untuk kemudian menjilatinya. Dimulai dari leher jenjang wanita itu, kemudian perlahan turun pada dua bukit kembar, kembali lidah Hendri menyelusuri gundukan bukit itu satu persatu yang diakhiri dengan sedotan diujung putingnya. Terdengar erangan wanita seperti kepedesan, kedua tangannya telah beralih ke rambut gondrong Aton dengan sedikit jambakan. Lidah Hendri meneruskan gerilyanya, turun ke arah pusar Sariyem, terlihat Sariyem demikian menikmatinya, kegiatan yang tidak pernah dilakukan suaminya dahulu, karena suaminya hanya memaksa bila ingin dipenuhi kebutuhan sahwatnya tanpa Sariyem merasakan nikmatnya berhubungan insan berlainan jenis. BandarQ Online Indonesia Terpercaya Tangan Hendri kembali merekang bukit kembar Sariyem, sementara jilatan Hendri telah mendekati sasaran di sarang kenikmatan Sariyem. Luar biasa… bulu kemaluan Sariyem demikian lebatnya, menambah sensasi tersendiri buat Hendri. “Eh… kangss… mau ngapaiiinn…? selidik Sariyem di atas sana. Hendri tidak menjawab, tangan kanannya berusaha menyingkap bulu lebat Sariyem untuk menemukan kenikmatan gadis itu. “Jangan kangss… kotooorrr… achhh…” erang Sariyem menahan gejolak yang untuk pertama kali dirasakan sensasi itu. Hendri hanya melirik ke atas, dilihatnya mata wanita itu terpejam kenikmatan. “kangss… ediaaannn… uenakeee… ssshhh… aaahhh… emmmhhh kangss…” jerit tertahan Sariyem sembari menjambak rambut Hendri. Lidah Hendri menemukan klitoris Indah, dijilat, dipluntir dan sesekali dihisap lembut, sehingga tak lama membuat Sariyem kelojotan. “kangss… gak kuaaat… mauuu pipp pisss…” teriak Sariyem sambil berusaha menyingkirkan kepala Hendri dari kemaluannya. Hendri menolak dan semakin kuat membenamkan wajahnya kedalam kemaluan Sariyem. Tak lama kemudian Hendri merasa kalau kepalanya sedikit sakit akibat jepitan paha Sariyem, tetapi di tahannya, karena Hendri tahu bahwa wanita ini mengalami orgasme yang teramat hebat dan dahsyatnya. “Achhh… emmmhhh… kangss…sss…sss acchhh…” jerit tertahan Indah mengiringi orgasme yang baru sekali ini dialaminya, seolah copot semua persendian di tubuhnya. Sensasi apa ini, yang tak mampu dicapai oleh pikirannya, karena tidak pernah di dapat dari mantan suaminya dulu. Sariyem terkapar kelelahan, Hendri memeluknya, dielusnya rambut dan pipi Sariyem, sementara Sariyem kehabisan nafas, seakan habis puluhan kilometer dia lari… “Gimana rasanya mbak?” tanya Hendri beberapa saat kemudian setelah Sariyem terlihat telah dapat mengatur nafasnya. “kangss… tadi itu rasanya seperti apa ya…? tanya Sariyem kebingungan disela nafas yang kangih tersengal. “Sssst… sudah tak usah diungkapkan… pokoknya dirasain aja ya…” jawab Hendri menenangkan Sariyem. Beberapa saat kemudian Sariyem telah normal kembali pernafasannya dan bangkit duduk di samping Hendri. “Kok kang gak jijik sih nyiumin pepekku” tanya Sariyem yang membahasakan kemaluannya dengan pepek. Hendri tidak menjawab, malah dia bertanya pada Sariyem “Sariyem bener… belum pernah merasakan seperti tadi ya?” “Bener kang, soalnya suami Sariyem itu Peltu” jawab Sariyem. “Peltu??? emangnya suami Sariyem itu aparat?” goda Hendri. “Bukan… nempel metu…” jawab Sariyem tersipu. “Ha… ha… ha…” tawa renyah Hendri. Sariyem sudah tidak malu-malu lagi, perlahan tangan kanannya meraih senjata Hendri yang kangih tegak berdiri, “kang… punyanya kok panjang begini ya” tanya Sariyem sembari mengelus senjata Hendri. Hendri tersenyum, diberinya ruang untuk Sariyem dapat sepenuhnya menikmati senjata Hendri. Kemudian perlahan dan agak ragu, Sariyem mendekati senjata Hendri ke wajahnya, matanya melirik Hendri seakan meminta persetujuan Hendri, Hendri tersenyum dan mengangguk. Dengan tidak buru-buru, dikangukkannya kepala senjata Hendri ke dalam mulut Sariyem, Hendri terpejam merasakan sensasi bibir Sariyem sembari mengelus rambut wanita itu, luar biasa… katanya tidak mempunyai pengalaman, Tetapi dalam urusan sedot-menyedot… rupanya Sariyem juga jagonya, bathin Hendri, mungkin ini yang dinamakan bakat alam, tanpa dipelajari sudah berjalan secara naluri. Hendri kangih bermain dengan pikirannya, sementara Sariyem mengulum senjatanya. Sosok Sariyem di mata Hendri seolah tidak bedanya dengan cewek-cewek kencannya, tetapi Sariyem mempunyai nilai plus. Di samping Sariyem hanya seorang tukang jamu, tetapi dalam merawat tubuh tidaklah kalah dengan cewek kuliahan, Kulit Sariyem putih bersih dengan bulu-bulu halus di sekujut tubuhnya, ketiak yang tidak dicukur tetapi rapi memberi kesan tidak jorok, sementara bulu kemaluan yang lebat sampai ke belakang. Hendri terhenyak melihat Sariyem terbangun dari kulumannya di senjata Hendri. “Kenapa mbak?” tanya Aton, “Pegel kang mulutku, habis gede banget sih senjatanya” senyum Sariyem malu-malu. “Oke, sekarang mbak tiduran, aku kangukin ya senjataku ke pepek embak” kata Hendri. Tanpa perlu menjawab, Sariyem merebahkan tubuhnya mekangang posisi, kemudian Hendri mulai menusukkan senjatanya kedalam kenikmatan Sariyem. “Auuu… pelan-pelan ya kangss… kangukinnya… maklum dah lama gak di pake?” meringis Sariyem merasakan moncong senjata Hendri mekanguki lubang pepeknya. Setelah di rasa cukup kanguk dan menyesuaikan di dalam lobang kenikmatan Sariyem, mulailah Hendri memaju-mundurkan senjatanya. “Ssshhh… enaaak kangss… terusss… yang dalammm kangss…”erang Sariyem keenakan. Hendri mulai berkeringat, walau udara di kamar sebetulnya cukup dingin, mungkin karena jamu yang diminum tadi sudah bereaksi. “Gila nih lobangnya mbak… adikku kamu jepit pake apa sih mbak” kata Hendri disela aktifitasnya memaju mundurkan senjatanya, “Ah… kang Hendri ini lho.. sempet-sempetnya bercanda… enggak kok kang… barangku enggak ada alatnya… cuman bisa njepit aja” bangga Sariyem. “Ini yang dinamakan orang Empot Ayam’ ramuan Madura… khan ada jamunya juga mbak” kata Hendri. “Iya kang… aku rajin minum juga… cuman gak tau namanya apa… soalnya itu jamu warisan nenekku yang memang kangih ada keturunan Madura…” jawab Sariyem sembari merasakan sensasi kembali. “Accchhh… kangss… aku moo pippiisss lagiii… aahhh…” untuk kedua kalinya Sariyem melenguh panjang, pertanda telah sampai orgasme nya yang kedua. Dijepitnya pinggang Hendri… dipeluknya dada Hendri, seolah mau melumat tubuh kurus Hendri, Hendri sedikit meringis merasakan jepitan kaki Sariyem dan pelukan tangan Sariyem di tubuhnya, tetapi Hendri mengerti akan kenikmatan Sariyem, maka dibiarkannya wanita itu menjepit tubuhnya. Setelah beberapa saat Hendri memberi waktu untuk Sariyem mengembalikan nafas liarnya, ia berinisiatif untuk merubah gaya, disuruhnya Sariyem untuk nungging membelakanginya, Hendri melakukan dogy style. Inipun sensasi lain yang dirasakan Sariyem, baru dengan Hendri ini ia merasakan indahnya persetubuhan. Hendri pun merasakan sensasi lain dari jepitan lubang Sariyem, dengan posisi ini, lubang kemaluan Sariyem semakin dirasakan sempit, sedikit mengalami kesulitan bagi Hendri untuk memaju-mundurkan senjatanya, walau lubang Sariyem sudah sedemikian basahnya akibat orgasme Sariyem tadi. Tangan Hendri memegang pinggul Sariyem, sedangkan Sariyem memeluk bantal sembari mengerang kenikmatan, “tusuk yang dalammm… kangss… ssshhh…. Akhirnya Hendri memacu semakin cepat dengan tujuan untuk mencapai puncak kenikmatan bersamaan, kali ini. “kangss… pippiiisss… lagi nihhh akuuu…” desak Sariyem, “sabar sayang… kang juga mau keluar nihhh… ayuuukkk… aaahhh… Naaahhh” lenguh Hendri. demikian juga Sariyem yang semakin liar memeluk serta menggigit sarung Aton, “aaacchh… emmmhhh… enghhh… kangss…” Keduanya terkapar di kasur dengan deru nafas yang saling berlomba, Sariyem memeluk Hendri, Hendri membelai rambut lurus Sariyem. Mereka saling mendekap, berpagutan, disela deru nafas mereka berdua, hujan deras di luar. Tetapi di dalam kamar telah terjadi kehangatan yang dahsyat. “Mbak, gimana rasannya dengan gaya kayak barusan tadi?” tanya Hendri memulai pembicaraan. “Sungguh kang, baru kali ini saya merasakannya dan ternyata luar biasa, seperti pengen mengulang terus dan terus” jawab lugu Sariyem. “ha… ha… ha… kayak iklan aja nih…” gelak Hendri. “Kalo kang Hendri udah berapa cewek yang kang Hendri puasin?” selidik Sariyem sembari memainkan puting susu Hendri, “Hemm… berapa ya…” jawab Hendri seolah berpikir, “tau ah… saking banyaknya”. “dasar laki-laki buaya” geram Sariyem sembari mencubit dada Hendri. “Trus… kebanyakan cewek-cewek itu juga puas kang…?” tanya Sariyem sedikit cemburu, “seperti jawabanmu bila kamu di tanya sama orang, pasti jawabannya… Luar Biasaaa…” jawab Hendri geli sembari mencubit mesra hidung Sariyem. “kang Hendri gak punya cewek yang diseriusin ya?” kejar Sariyem lagi, “mana ada yang bisa serius dengan aku… kebanyakan cewek yang deket sama aku juga paling-paling minta dipuasin nafsunya” elak Hendri. “Nakal ya kang Hendri ini…” gemes Sariyem sembari mencubit senjata Hendri. “Ha… ha… ha… memang itu yang mereka inginkan.. kebanyakan mereka nggak kangen sama aku,,, tetapi kangen sama burungku… ha.. ha… ha… canda Hendri sambil terkekeh renyah. “tapi suatu saat nanti… pasti lah aku cari pendamping yang setia… mungkin seperti kamu mbak… selain manis, putih, pintar memijit dan piawai dibidang jepit-menjepit…” aku Hendri sembari memeluk dan mengelitik payudara Sariyem. “Gombal…” jawab Sariyem sembari berusaha melepaskan diri dari dekapan kelitikan Hendri yang sengaja menyenggol payudaranya. “kang… aku ke kamar mandi dulu ya, lengket rasa sekujur tubuh nih… pinjam handuknya boleh kang? tanya Sariyem sembari bangkit menuju kamar mandi, “Tuh di depan kamar mandi… handukku warna merah” jawab Hendri. Memang diakui Hendri bahwa jamu ramuan mbak Sariyem memang terbukti khasiatnya, Hendri merasa cairan yang dikeluarkannya begitu banyak dan kental, serta pegal-pegal di badannya seketika hilang tak dirasa. Entah membayangkan sensasi apa yang ada dalam tubuh Sariyem, Hendri merasa senjatanya bangkit berdiri kembali, gila nih jamu… dah minta jatah lagi adik gua. Hendri bangkit dari tidurannya dihampirinya Sariyem yang sedang berada di kamar mandi, “lho… kok gak ditutup pintunya mbak?” tanya Aton geli dan melihat Sariyem sedang jongkok mengguyur air di sekujur tubuh mulusnya. “Katanya gak ada orang… makanya gak aku tutup pintunya, lho… kok sudah mengacung lagi kang senjatanya?” goda Sariyem sembari melihat kemaluan Hendri yang tegak berdiri. “Iya nih… tanggung jawab lho mbak… gara-gara jamunya nih… adikku minta jatah lagi” protes Hendri. “Aduh kacian… sini-sini mbak angetin…” bujuk Sariyem sembari meraih kemaluan Hendri dan segera dikulumnya. “Ahhh… sssttt… enak mbak” lenguh Hendri sembari mengelus rambut Sariyem, slruuup… slruup… ck..ck..ck.. bunyi mulut Sariyem terganjal kemaluan Hendri. Cerita 18 Tahun Keatas Cerita Sex Cerita Dewasa Cerita Mesum Hot Story Cerita Ngentot Artikel Porno Setelah beberapa saat dirasa cukup oleh Hendri, dipegangnya pundak Sariyem, dibimbingnya Sariyem untuk berdiri, kemudian diputarnya tubuh Sariyem membelakanginya, dengan tubuh basah Sariyem, Hendri memeluk Sariyem dari belakang. Dicumbunya leher wanita itu dan dijilatnya rambut kalong Sariyem, sementara kedua tangannya menyusup dari bawah ketiak Sariyem dan menuju kedua bukit kembar Sariyem. Sariyem merasa tersanjung, diangkatnya kedua tangannya dan dipegangnya kepala Hendri sembari melenguh kegelian “kangss… ennaaakk… ssshhh… geliii kangss…” Puting susu Sariyem mengencang, mengeras disela jemari Hendri. Dia memang lelaki hebat yang bisa memanjakan wanita kagum hati Sariyem serasa melambung ke langit ke tujuh belas… “Mbak… coba membungkuk sedikit… pegangan di bibir bak mandi… kakinya direnggangkan sedikit ya sayang” pinta Hendri yang dituruti Sariyem dengan sedikit bingung. Kemudian Hendri jongkok di belakang Sariyem, kedua tangan Hendri meraba pantat Sariyem dan membelahnya layaknya membelah durian tetapi perlahan dengan perasaan. Kemudian Sariyem menjerit kecil, setelah dirasa ada benda basah tetapi hangat menyentuh lubang duburnya, ditengoknya kebelakang, ternyata Hendri sedang bermain lidah di lubang duburnya. Sariyem kaget, tetapi menikmati sensasi lain yang tak kalah luar biasanya, Sariyem merasa geli yang tidak tertahan tetapi nikmat, dengan tidak sengaja Sariyem menggoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan karena kegelian. Ceplak… cepluk… bunyi lidah Hendri menjilati lubang dubur Sariyem yang diselingi turun ke arah lubang kenikmatan Sariyem yang sudah terlanjur banjir. Tanpa di sadari Hendri, tangan kanan Sariyem berpindah ke selangkangannya sendiri, dipijitnya klitoris Sariyem sendiri. “kangss… enaakk… kangss… emmmhhh… ” erang Sariyem sembari menggigit bibir. Kemudian Hendri bangkit berdiri, diciumnya bibir Sariyem dari samping sembari berkata “Enak mbak… emmmhhh…”, “Enaakkk kangss… jawab Sariyem malas. Kemudian Hendri kembali ke belakang Sariyem, Perlahan tapi pasti dikangukkannya kemaluan Hendri ke lobang kenikmatan Sariyem. “Ssshhh… kangss… yang dalaaamm yahhh…” rintih Sariyem kangih dengan posisi setengah terbungkuk. Plok… plok… plok… bunyi suara maju mundur Hendri memompa yang mengenai pantat Sariyem membuat suasana menjadi semakin panas., sekarang dengan bercampurnya lend*r kenikmatan Sariyem dan air dari bak mandi, dirasa Hendri tidak begitu sulit seperti tadi di kamar tidur. Hujan di luar kosan kangih deras… sehingga erangan Sariyem tidak begitu terdengar, kalah dengan derasnya hujan yang turun di atas kamar mandi yg tertutup seng. Irama jatuhnya hujan di atas seng, teriakan nikmat Sariyem semakin menambah irama Hendri dalam memacu tusukan senjatanya pada lubang kenikmatan Sariyem, Sariyem semakin liar bergoyang, ke kiri ke kanan, ke atas bawah, kadang membuat gerakan memutar seolah memeras kejantanan Hendri. Mbak Jamu Sexy Sariyem Pembangkit Nafsu “kangss… Sariyemhh nyampeee lagiii kangss… ssshhh… aaahhh” lenguh Sariyem mencapai klimaksnya. Hendri menarik erat pinggul Sariyem, didorongkannya kemaluan Hendri ke dasar lubang Sariyem semakin dalam sembari ditahan di dalamnya sembari dirasakan beberapa kedutan liang kenikmatan Sariyem yang berkontrasi meluapkan gairah orgasmenya, benar-benar empot ayam nih cewek… sorak hati Hendri, Sariyem KO keempat kalinya. Dicabutnya batang kemaluan Hendri, dan sekarang posisi bergantian. Hendri duduk di tepi bak mandi, sementara Sariyem jongkok di hadapan Hendri. Kemudian Sariyem mekangukkan kemaluan Hendri ke dalam mulutnya, mengulumnya dan memaju-mundurkan batang kemaluan Hendri. Sariyem marasa kondisi Hendri tak lama lagi mendekati klimaks, Sariyem mau memberi service dengan tetap mengulum kemaluan Hendri serta membiarkan Hendri mengeluarkan orgasmenya didalam mulutnya, dan “achhh… ssstttt… mmmbaaakhh… aagghhh… aku keluaaarrr…” dengus Hendri mencapai puncak, sembari memegang kepala Sariyem serta mengacak-acak rambutnya, senjata Hendri tetap di dalam mulut Sariyem, hingga tetes mani terakhir dan langsung ditelannya. Sensasi luar biasa dirasakan Hendri sembari melihat bagaimana Sariyem mengulum penisnya seperti seorang anak kecil mendapat sepotong es krim kesukaannya. Setelah beberapa saat, di sela nafas yang muali teratur, Hendri bertanya kepada Sariyem “Enak mbak…?”, “he-eh… asin tapi gurih kang…” senyum Sariyem puas sembari membersihkan sisa sisa lend*r dengan lidahnya di sekitar batang kemaluan Hendri dan menelannya. “Baru ini pula aku merasakan sperma laki-laki, ternyata gurih ya kang ya…” pengakuan Sariyem sembari terus mengelus dan memijit batang kemaluan Hendri. Setelah selesai keduanya membasahkan tubuh kanging, saling menggosok, meraba dan membersihkan cairan sabunnya. Keluar dari kamar mandi, Sariyem menuju meja rias di dalam kamar Hendri, sementara Hendri berjalan ke dapur guna mekangak air untuk membuat teh manis hangat. Sesekali diliriknya Sariyem dari dapur ke dalam kamar, Sariyem duduk membelakangi Hendri sembari mengeringkan rambut dengan handuk tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh sintalnya. Melihat pemandangan itu, Hendri terpana dari tempatnya membuat teh, gila perfect banget tuh body batin hatinya, orang gak akan nyangka bahwa tukang jamu memiliki body yang aduhai, apalagi barangnya… bisa memijit pula… mungkin karena setiap hari berjalan dan membawa beban di punggung, yang tanpa disadari sudah merupakan olah raga sex… kangih dalam pikiran Hendri melihat pemandangan Sariyem dari belakang. “Mbak… nih teh hangatnya… aku cuman bikin satu buat kita berdua ya… biar tambah mesra… bukannya pelit lho” canda Hendri sembari membawa teh hangat yang diletakkan di atas meja rias. Hendri meraih kursi dan duduk di sebelah meja rias yang sedang dipakai Sariyem untuk mengeringkan rambut, dipandanginya Sariyem dari sisinya duduk. “Ah… kang… kok ngeliatin Sariyem terus sih… Sariyem kan malu…” celoteh Sariyem manja sembari mencubit pipi Hendri. Hendri hanya tersenyum dan mendekati bibir wanita itu serta mengecupnya dengan mesra. Ketika Sariyem menyisir rambutnya, otomatis siku tangannya terangkat ke atas dan memperlihatkan ketiak Sariyem yang ditumbuhi bulu tetapi tidak lebat sehingga tidak memberi kesan jorok. Hendri meraih ketiak Sariyem, dielusnya bulu-bulunya, “gak pernah dicukur ya mbak”. “Mana sempet kang… gak ada waktu ngurusin diri” bela Sariyem. Hendri kembali memperhatikan Sariyem menyisir rambutnya, begitu pandangan Hendri ke bawah, dilihatnya payudara Indah bergoyang ke kiri kanan, menambah pemandangan menjadi panas kembali. “Mbak… adikku bangkit lagi nih…” bisik Hendri sembari memberi kode liwat tatapannya ke arah kemaluannya. “Ihhhh… tuh kan… baru percaya sama ramuan jamuku…” gekang Sariyem sembari mencubit dan mengelus kemaluan Hendri. “Gimana kalo mau minta jatah lagi” harap Hendri, “Aduh… khan udah mandi kang, lagian aku capek banget nih sampe berasa copot semua tulangku kang” elak Sariyem. Tetapi Sariyem bangkit dan berjongkok di depan Hendri, “Ya deh… ini tanggung jawabku… aku kulum lagi aja ya kang… kasian klo gak bisa tersalur” jawab Sariyem memberi solusi. Hendri hanya tersenyum sembari melihat lagi Sariyem mengulum kemaluannya, dielusnya rambut Sariyem. Sariyem memang cepat bisa, sedotannya membuat Hendri tidak dapat bertahan lama, dan memang ini yang dimaui Hendri, karena ia berpikir bila hanya dia yang bermain tidaklah terlalu nyaman. “Mbak… achhh…” jerit Hendri mengiringi orgasmenya kali ini yang seperti tadi langsung ditelan habis Sariyem. “Kok cepet keluarnya sekarang kang?” tanya Sariyem tersenyum. “Sengaja, habis klo main sendiri gak enak lah rasanya, makanya aku kosentrasi supaya cepet keluar” bela Hendri. “He… he… he… khan kangih ada besok lagi kang…” kata Sariyem sembari membersihkan kemaluan Hendri dengan tisu yang berada di atas meja tersebut, sembari mencium mesra pipi Hendri. “Udah… tidur sini aja mbak, aku kelonin deh” rayu Hendri melihat Sariyem mulai memakai bra kain dan kebayanya setelah dia membersihkan diri di kamar mandi sekali lagi. “Endak ah kang… gak enak sama teman kos saya” jawab Sariyem mengelak ajakan Hendri. “Tapi besok… kalo saya kangen sama kang.. boleh ya saya main ke sini…” pinta Sariyem memelas, “Oke aja… kalo pas saya ada di kosan, biasanya sih suka keluyuran” jawab Hendri seenaknya. “Sekarang saya tinggalin lagi jamunya ya kang, siapa tau ada yang butuh kehangatan kang Hendri lagi he… he… he…” canda Sariyem setelah dia selesai memakai semua pakaiannya sembari mengangkat bakul berisi jamunya. “Berapa semuanya mbak…?” tanya Hendri sembari membuka dompet untuk membayarnya. “Sudah kang… saya kasih gratis… soalnya saya sudah dapat kepuasan yang selama ini gak saya dapetin” tolak Sariyem halus, “Yang bener nih mbak… mosok dah disuruh ngerokin sama ngelonin… kok gak mau di kasih uang sih?” protes Hendri. “Alaaahh… saya tau kHendrig Mahasiswa… paling juga recehan doang isinya… ha… becanda lho kang… serius kok kang… aku yang terima kasih… kang Hendri bisa mengerti perasaan wanita, salam aja ya kang buat temen kencan kang yang lain” goda Sariyem sembari pamitan keluar kamar. “Eh… sebentar mbak!” seru Hendri setelah memakai kain sarungnya kembali, Sariyem berhenti, kemudian Hendri mendekati Sariyem memeluk wanita itu dan memberi kecupan lembut di bibir Sariyem sembari menyelipkan sejumlah uang ke dalam bra Sariyem dan berkata “Sekali ini jangan menolak ya mbak… saya bersalah jika tidak memberi ini mohon jangan anggap sebagai imbalan jasa… tetapi rasa sayang saya dan sebagai rasa terima kasih buat embak”. Sariyem terpaku dan menatap Hendri, tak dinyananya bahwa lelaki ini selain ganteng, pemberi kepuasan dan baik hati terhadap wanita, ah… seandainya…. Sariyem tidak mampu melanjutkan impiannya yang dianggap mustahil bagi dirinya, tak terasa menetes air mata harunya. Hendri mengusap air mata Sariyem dan mengecup kening Sariyem, “Sudah ya sayang… gak usah nangis… semoga besok kita bisa lebih panas lagi” goda Hendri menghibur Sariyem. “Ma kasih ya kang” pamit Sariyem meninggalkan kos-kosan Hendri. Hendri terpaku melepas kepergian Sariyem, hujan baru saja berhenti, waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, gila dari jam lima sore tadi kita berdua main bathin Hendri. Tetapi Hendri merasa klo tubuhnya dalam kondisi puncak, dahsyat sekali ramuan mbak jamu tadi ya pikir Hendri, besok kalau bertemu, aku akan minta lagi ah, pikir Hendri sembari menutup pintu kos-kosan dan kembali ke kamarnya untuk tidur. . 72 181 175 492 304 71 85 428

cerita dewasa tukang jamu